Terdampar 6 Hari di Australia Tanpa Makanan dan Air, Ini Cerita Penyelamatan Nelayan Indonesia
Kompas dunia | 20 April 2023, 08:06 WIBCANBERRA, KOMPAS.TV - Sebelas nelayan Indonesia terdampar di sebuah pulau yang berada ratusan kilometer dari peradaban. Mereka bertahan selama enam hari tanpa makanan dan air. Kisah ini merupakan cerita bertahan hidup yang luar biasa.
Para nelayan yang terdampar hampir saja mati jika mereka tidak segera ditemukan oleh awak pesawat Pasukan Perbatasan Australia yang lewat.
Mereka terdampar ketika Topan Tropis Ilsa menghantam wilayah sekitar 300 kilometer sebelah barat Broome. Dua kapal nelayan Indonesia tersangkut di jalur badai tersebut.
Satu perahu, Putri Jaya yang setidaknya memuat sembilan nelayan Indonesia, tenggelam karena dihantam badai. Sementara perahu lainnya, Express 1, selamat dari badai sebelum kandas di Pulau Bedwell. Awak Putri Jaya hingga kini masih belum ditemukan dan dikhawatirkan telah tewas.
Otoritas pencarian dan penyelamatan Indonesia mengatakan kepada ABC bahwa satu orang bertahan selama 30 jam dengan menggunakan jerigen untuk tetap mengapung, sebelum berenang menuju pulau terdekat bersama awak yang lain.
Baca Juga: 8 Nelayan Indonesia Dikhawatirkan Tenggelam dan 11 Lainnya Selamat Usai Terdampar Australia
Jika bukan karena pesawat Australian Border Force (ABF) yang melakukan pengawasan terencana beberapa hari kemudian, kisah mereka mungkin tidak akan pernah terungkap.
Pada hari Senin lalu (17/4/2023), petugas ABF di pesawat melihat 11 orang yang terdampar di pulau tak berpenghuni. Mereka kemudian mengalihkan pesawat Otoritas Keselamatan Maritim Australia untuk menyelidiki keberadaan orang-orang tersebut.
Mereka menemukan kamp darurat dan memanggil tim darurat dari PHI Aviation yang, pada Senin sore, telah mengirimkan helikopter dari Broome.
“Fakta bahwa para nelayan bertahan begitu lama adalah "luar biasa,” ujar pakar pencarian dan penyelamatan PHI Aviation, Gordon Watt.
"Ketakutan yang tak terbayangkan adalah apa yang akan mereka alami," katanya kepada ABC.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti
Sumber : ABC New Australia