> >

Serangan dan Perusakan oleh Kaum Yahudi terhadap Umat Katolik dan Kristen di Yerusalem Meningkat

Kompas dunia | 13 April 2023, 23:05 WIB
Patung Yesus yang diturunkan lalu dirusak di Gereja Kota Tua Yerusalem, Kamis, 2 Februari 2023. Pemimpin umat Katolik Yerusalem yang diangkat oleh Vatikan, Pierbattista Pizzaballa, mengatakan kepada Associated Press dalam laporan hari Kamis (13/4/2023), komunitas Kristen yang berusia 2.000 tahun di Yerusalem semakin sering mendapat serangan fisik (Sumber: AP Photo)

JERUSALEM, KOMPAS.TV - Kepala Gereja Katolik Roma di Yerusalem dalam sebuah wawancara mengungkapkan, pemerintahan sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu membuat hidup semakin sulit bagi orang Kristen dan Katolik di Yerusalem, tempat kelahiran agama Kristen.

Pemimpin umat Katolik berpengaruh di Yerusalem yang diangkat oleh Vatikan, Pierbattista Pizzaballa, mengatakan kepada Associated Press bahwa komunitas Kristen yang berusia 2.000 tahun di wilayah itu semakin sering mendapat serangan fisik, sementara pemerintah sayap kanan Israel memperkuat para ekstremis yang menyerang para pemuka Katolik dan merusak properti keagamaan.

Lonjakan insiden anti-Kristen terjadi ketika gerakan pemukim Israel, yang dihebohkan oleh sekutunya di pemerintah, tampaknya memanfaatkan momen ini untuk memperluas usahanya di ibu kota yang diperebutkan.

"Frekuensi serangan ini, agresi, menjadi sesuatu yang baru," kata Pizzaballa selama Pekan Paskah dari kantornya, di kawasan lorong batu kapur petak Kristen Kota Lama.

"Orang-orang (kelompok Yahudi) ini merasa dilindungi ... bahwa suasana budaya dan politik sekarang dapat membenarkan, atau menoleransi, tindakan terhadap umat Kristiani," kata Pizzaballa.

Kekhawatiran Pizzaballa tampaknya merusak komitmen Israel terhadap kebebasan beribadah, yang ditegaskan dalam deklarasi yang menandai pendirian negara itu 75 tahun yang lalu. 

Pemerintah Israel menekankan mereka memprioritaskan kebebasan beragama dan hubungan dengan gereja, yang memiliki hubungan kuat di luar negeri.

"Komitmen Israel terhadap kebebasan beragama menjadi penting bagi kami selama-lamanya," kilah Tania Berg-Rafaeli, direktur departemen agama dunia di Kementerian Luar Negeri Israel. "Ini adalah kasus bagi semua agama dan semua minoritas yang memiliki akses bebas ke situs suci," kilahnya.

Baca Juga: Pasukan Israel Serbu Masjid Al-Aqsa Yerusalem Saat Subuh, Puluhan Umat Muslim Palestina Luka Parah

Hosam Naoum, uskup Anglikan Palestina, menyentuh kuburan yang dirusak kelompok Yahudi, total lebih dari 30 kuburan di Pemakaman Protestan bersejarah di Gunung Zion Yerusalem di Yerusalem, Rabu, 4 Januari 2023. (Sumber: AP Photo)

Namun, umat Kristen dan Katolik mengatakan mereka merasa otoritas tidak melindungi situs mereka dari serangan yang direncanakan.

Ketegangan meningkat setelah penggerebekan polisi Israel di kompleks Masjid Al-Aqsa yang memicu kemarahan di kalangan umat muslim, dan konfrontasi regional minggu lalu.

Bagi orang Kristen dan Katolik, Yerusalem adalah tempat di mana Yesus disalib dan bangkit.

Bagi orang Yahudi, Yerusalem adalah ibu kota kuno, tempat dua kuil Yahudi berada. Sementara bagi umat muslim, Yerusalem adalah tempat di mana Rasulullah Muhammad SAW melakukan Isra' Miraj.

Penindasan terhadap minoritas Nasrani bukanlah hal yang baru di Kota Tua yang ramai, yang diambil alih Israel tahun 1967. Banyak orang Nasrani merasa terjepit di antara orang Yahudi dan muslim, orang Israel dan Palestina.

Namun sekarang, pemerintahan sayap kanan Netanyahu mencakup pemimpin-pemimpin garis keras seperti Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, yang punya vonis pidana tahun 2007 karena memprovokasi rasisme anti-Arab dan mendukung kelompok militan Yahudi.

Pengaruh mereka memberdayakan pemukim Israel yang berupaya memperkuat kontrol Yahudi atas Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem Timur, mengkhawatirkan para pemimpin gereja yang melihat upaya tersebut, termasuk rencana Israel menciptakan taman nasional di Bukit Zaitun, ancaman bagi keberadaan umat Kristen di kota suci tersebut. Palestina mengeklaim Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara yang diharapkan.

"Elemen sayap kanan bertujuan untuk me-Yahudi-kan Kota Tua dan tanah lainnya, dan kami merasa tidak ada yang menahan mereka sekarang," kata Pastor Don Binder, seorang pendeta di Katedral Anglikan St George di Yerusalem. “Gereja-gereja telah menjadi batu sandungan utama."

Baca Juga: Israel Tangkap 42 Warga Palestina Menyusul Pembunuhan 7 Warga Israel di Yerusalem

Pada bulan Februari, seorang Yahudi Amerika menarik sebuah patung Yesus setinggi 10 kaki dari posisinya dan memecahkannya ke lantai, memukuli dengan palu wajah patung Yesus sebanyak dua belas kali di Gereja Penyaliban di Via Dolorosa, tempat Yesus dikabarkan memanggul salib menuju penyalibannya. "Tidak ada berhala di kota suci Yerusalem!" teriaknya. (Sumber: AP Photo)

Saat ini, sekitar 15.000 orang Nasrani tinggal di Yerusalem, mayoritas adalah orang Palestina yang dulunya berjumlah 27.000, sebelum kesulitan yang diikuti oleh perang Timur Tengah tahun 1967 mendorong banyak orang secara kelompok beremigrasi.

Sekarang, tahun 2023 akan menjadi tahun terburuk bagi umat Nasrani dalam satu dekade, menurut Yusef Daher dari Inter-Church Center, sebuah kelompok yang berkoordinasi antara denominasi.

Kekerasan fisik dan pelecehan terhadap rohaniwan sering kali tidak dilaporkan, kata pusat tersebut. Pusat itu mendokumentasikan setidaknya tujuh kasus serius dari vandalisme pada properti gereja dari Januari hingga pertengahan Maret, peningkatan yang tajam dari enam kasus anti-Kristen yang tercatat sepanjang tahun 2022.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU