Bulan Suci Ramadan Masih Memilukan di Afghanistan, Warga Sahur dan Berbuka Hanya dengan Roti dan Teh
Kompas dunia | 26 Maret 2023, 02:05 WIBKABUL, KOMPAS.TV - Bulan suci Ramadan adalah waktu perayaan dan persatuan. Tetapi, ekonomi Afghanistan yang hampir runtuh membuat keluarga-keluarga di negara itu harus mengambil tindakan putus asa untuk membeli makanan, dan banyak yang hanya bisa bertahan hidup dengan roti dan teh.
Sejak Taliban mengambil alih kontrol negara pada Agustus 2021, biaya hidup dan harga makanan melambung tinggi, sementara sebagian besar orang dewasa Afghanistan menganggur.
PBB memperkirakan 28 juta orang, atau hampir 70 persen dari populasi, sekarang bergantung pada bantuan untuk bertahan hidup. Tetapi bahkan bantuan tersebut pun, terbatas. Pasalnya, organisasi internasional besar telah menghentikan operasi di Afghanistan di bawah pemerintahan baru.
Saat dunia muslim merayakan bulan suci ini, dan banyak keluarga merencanakan hidangan lezat untuk memperkaya makanan sahur sebelum matahari terbit dan makan malam saat berbuka puasa, suasana di rumah tangga Afghanistan jauh berbeda.
"Dulu, kami menyiapkan hidangan sahur dan berbuka tidak hanya untuk diri kami sendiri, tetapi juga untuk petugas keamanan dan mereka yang tinggal di sekitar kami. Tetapi sekarang kami tidak punya apa-apa, hanya teh hijau dan roti kering," kata Shamsia Hassanzada, mantan aktivis hak-hak perempuan dan kepala taman kanak-kanak di Kabul, kepada Arab News.
"Lima anggota keluarga kami, termasuk saya, dulu bekerja. Tetapi sekarang hanya satu orang yang bekerja, dan penghasilannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga kami."
Mohammad Naeem, seorang warga Kabul yang dulu bekerja sebagai sopir untuk Kementerian Pertahanan di pemerintahan sebelumnya, senang sejak penarikan pasukan yang dipimpin AS dari Afghanistan pada 2021. Negara ini lebih aman dan damai, katanya, tetapi situasi ekonomi tidak memberi banyak ruang untuk bersukacita.
"Percayalah, saya tidak membuat satu helai pakaian pun untuk diri saya dalam dua tahun terakhir karena masalah ekonomi di rumah," tutur lelaki 71 tahun itu.
Dia tidak menerima pensiunnya selama beberapa bulan terakhir.
Baca Juga: Saat Astronot Muslim Lalui Bulan Ramadan di Luar Angkasa, Bagaimana Ia Jalani Puasa?
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/Arab News