Direktur FBI Dukung Teori Covid-19 Bocor dari Lab Wuhan, Ngaku Tak Bisa Paparkan Bukti
Kompas dunia | 1 Maret 2023, 15:27 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Direktur Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat (AS) Christopher Wray mendukung teori bahwa virus Corona penyebab pandemi Covid-19 berasal dari kebocoran lab di Wuhan, China. Berdasarkan bukti-bukti yang dikantongi lembaganya, Wray mengaku lebih percaya teori kebocoran lab tersebut.
Lembaga-lembaga pemerintah AS sendiri masih berbeda pendapat mengenai muasal virus Corona. Dinas Intelijen Pusat AS (CIA) dan lembaga federal lain belum memutuskan mengenai teori asal-usul Covid-19.
Sementara itu, Dewan Intelijen Nasional AS dan empat lembaga lain telah menyimpukan bahwa virus berasal dari binatang. Sedangkan Kementerian Energi AS menyebut Covid-19 bermula dari kebocoran lab, tetapi mencapai kesimpulan ini dengan "keyakinan rendah."
Baca Juga: China Sebut Sudah Terbuka dan Transparan Tentang Asal Usul Covid-19, Benarkah?
Wray menambahkan, kendati lebih percaya teori kebocoran lab, FBI masih "melanjutkan kerja" mengenai penelitian muasal Covid-19.
"FBI untuk sementara waktu telah meninjau bahwa awal dari pandemi (Covid-19) kemungkinan besar adalah insiden lab di Wuhan," kata Wray kepada Fox News via The Guardian, Rabu (1/3/2023).
Meskipun mengaku lebih percaya teori kebocoran lab, Wray menyebut bukti-bukti yang menyokong argumennya tidak bisa dibagikan karena masih dirahasiakan FBI.
"Tidak banyak detail yang bisa saya bagikan yang tidak dirahasiakan," kata Wray.
Pada 2021 silam, FBI menyimpulkan bahwa pandemi Covid-19 berasal dari kebocoran lab dengan "keyakinan sedang". Tinjauan FBI tersebut berentangan dengan berbagai studi saintifik yang cenderung bersepakat bahwa virus berasal dari binatang.
Kalangan ilmuwan juga menekankan bahwa, tidak seperti studi-studi saintifik yang melalui tinjauan sejawat, tinjauan intelijen AS tidak memiliki transparansi mengenai cara pengambilan kesimpulan atau bukti-bukti yang dikumpulkan.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Purwanto
Sumber : The Guardian