Israel Murka Delegasinya Diusir dari Konferensi Uni Afrika, Ternyata Tidak Diundang
Kompas dunia | 20 Februari 2023, 21:00 WIBADDIS ABABA, KOMPAS.TV - Delegasi Israel dilaporkan diusir ketika menghadiri konferensi Uni Afrika sebagai peserta peninjau di Addis Ababa, Ethiopia, Sabtu (18/2/2023). Usai insiden ini, Israel menyalahkan Aljazair, Afrika Selatan, dan Iran yang dituding menjadi dalang pengusiran delegasi.
Israel mengaku berhak mengikuti konferensi Uni Afrika karena memiliki akreditasi sebagai peserta peninjau. Namun, Komisi Uni Afrika menyatakan bahwa status peninjau Israel sedang ditangguhkan.
Insiden ini terjadi ketika upacara pembukaan konferensi Uni Afrika di Addis Ababa. Ketika upacara, petugas keamanan mendatangi delegasi Israel yang dipimpin Wakil Direktur Kementerian Luar Negeri Israel untuk Afrika Sharon Bar-li dan meminta mereka keluar.
Baca Juga: Indonesia akan Desak G20 Rangkul Uni Afrika agar Suara Benua Itu Terwakili
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Lior Hair, mengeklaim Aljazair dan Afrika Selatan mendalangi pengusiran tersebut. Ia menuduh kedua negara itu dipengaruhi oleh Iran.
"Israel menyikapi dengan sangat serius insiden pengusiran Wakil Direktur Kementerian Luar Negeri Israel untuk Afrika Sharon Bar-li dari ruang (konferensi) Uni Afrika kendati berstatus peninjau terakreditasi dengan lencana akses," kata Hair dikutip Jerusalem Post.
"Sedih melihat Uni Afrika disandar segelintir 'negara ekstremis' seperti Aljazair dan Afrika Selatan, didorong oleh kebencian dan dikontrol oleh Iran," lanjutnya.
Afrika Selatan sendiri membantah tuduhan bahwa pihaknya mendalangi pengusiran Israel. Kepala diplomasi pubik di Departemen Hubungan Internasional Afrika Selatan Clayson Monyel menyebut status Israel sebagai peninjau belum diputuskan oleh anggota Uni Afrika.
"Jadi, ini bukan tentang Afrika Selatan atau Aljazair. Ini semata tentang prinsip," kata Monyela.
Israel mengeklaim diizinkan sebagai peserta peninjau Uni Afrika sejak Juli 2021. Sebelumnya, Israel kehilangan statusnya sebagai peninjau melalui desakan mantan pemimpin Libya, Muammar Khadafi.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Al Jazeera