Sedikitnya 57 Orang Tewas di Somaliland menyusul Keputusan Pemimpin Lokal Gabung Kembali ke Somalia
Kompas dunia | 12 Februari 2023, 00:05 WIBMOGADISHU, KOMPAS.TV - Setidaknya 57 orang dipastikan tewas dalam beberapa hari bentrokan bersenjata antara pejuang antipemerintah dan pasukan keamanan Somaliland di kota sengketa Las-Anod, Somaliland, setelah para pemimpin lokal mengatakan mereka ingin bergabung kembali dengan pemerintah federal Somalia.
Hal itu diungkapkan seorang dokter seperti laporan Associated Press, Sabtu (11/2/2023).
Abdimajid Hussein Sugulle, direktur jenderal rumah sakit umum di Las-Anod, mengatakan kepada The Associated Press, lebih dari 400 orang juga terluka dalam pertempuran selama hampir seminggu.
Pihak berwenang di Somaliland, wilayah yang terpisah dari Somalia tiga dekade lalu dan saat ini mencari pengakuan sebagai negara merdeka, mengumumkan gencatan senjata sepihak hari Jumat malam. Namun, penduduk mengatakan pertempuran terus berlanjut di dalam dan sekitar kota sebelah timur Somaliland.
Somaliland dan negara bagian Puntland Somalia mempersengketakan Las-Anod selama bertahun-tahun , tetapi kota tersebut tetap berada di bawah kendali Somaliland.
Pemerintah Somaliland menuduh militan klan menyasar fasilitas militernya. Tetua adat menuduh balik pasukan Somaliland menyerang kota dan mengatakan satu-satunya cara untuk memulihkan perdamaian adalah dengan pasukan Somaliland meninggalkan wilayah tersebut.
PBB mengatakan pertempuran itu telah membuat lebih dari 80.000 orang mengungsi. Air dan listrik terputus di tengah penembakan.
“Penembakan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil tidak dapat diterima dan harus dihentikan,” kata PBB dan mitra internasional dalam sebuah pernyataan awal pekan ini.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Somalia mengatakan korban tewas termasuk salah satu relawannya, yang tewas terkena peluru nyasar.
Baca Juga: AS Bunuh Pemimpin ISIS Somalia Lewat Operasi Militer, Tapi Ditakutkan Kelompok Itu Terus Berkembang
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/Associated Press/VOA