Menilik Proyek Balon Mata-Mata AS, Ditargetkan Bisa Lacak Senjata Hipersonik
Kompas dunia | 5 Februari 2023, 20:07 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) digegerkan penerbangan balon udara yang diduga menjadi alat mata-mata China sepanjang pekan ini. Balon itu akhirnya ditembak jatuh jet tempur AS pada Sabtu (4/2/2023) sore waktu setempat.
Penembakan balon tersebut kembali mempertegang hubungan kusut China-AS. Beijing bersikeras mengatakan balon udara itu adalah kendaraan sipil, bisa terbang sampai ke AS hanya karena tidak sengaja.
Pemerintah China pun mengancam akan melakukan tindakan balasan karena tak terima balon udara yang disebut milik sipil itu ditembak.
Kementerian Pertahanan China juga menyatakan pihaknya berhak melakukan tindakan tegas bila ada situasi serupa.
Balon udara mata-mata sendiri bukanlah barang baru bagi Washington. Faktanya, Pentagon telah mengembangkan proyek balon mata-mata tersendiri.
Di tengah persaingan teknologi militer dan pengembangan senjata hipersonik dengan Rusia dan China, AS dilaporkan mengembangkan balon udara mata-mata.
Baca Juga: Balon 'Mata-Mata' China Ditembak AS, Beijing Tak Terima dan Ancam Tindakan Balasan
Balon udara dipandang dapat menjadi komponen militer penting, bisa mencapai ketinggian antara 18-27 kilometer. Pesawat ini dinilai menjadi poin penting jejaring surveilans Pentagon.
Menurut laporan Politico, berdasarkan dokumen bujet Pentagon yang didapat pada Mei 2022 lalu, teknologi balon udara sudah dikembangkan ke layanan militer dari semula sekadar menjadi bahasan kalangan ilmuwan Departemen Pertahanan.
Balon udara ini nantinya diharapkan dapat melacak senjata hipersonik seiring pengembangan gencar yang dilakukan Rusia dan China.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV, The Guardian, Politico