Maskapai Emirates Sukses Uji Coba Bahan Bakar Non-Fosil Terbangkan Pesawat Berbadan Lebar Boeing 777
Kompas dunia | 31 Januari 2023, 16:45 WIBDUBAI, KOMPAS.TV — Maskapai Emirates Uni Emirat Arab berhasil menerbangkan Boeing 777 hari Senin, (31/1/2023) dengan salah satu dari dua mesinnya ditenagai bahan bakar non-fosil atau bahan bakar berkelanjutan, berasal dari gula dan minyak nabati, serta lemak hewan. Ini terjadi saat operator di seluruh dunia mencoba mengurangi jejak karbon mereka.
Penerbangan 2646 terbang kurang dari satu jam di atas garis pantai Uni Emirat Arab, setelah lepas landas dari Bandara Internasional Dubai, bandara tersibuk di dunia untuk perjalanan internasional, dan menuju ke Teluk Persia sebelum berputar untuk mendarat.
Meski pertama menggunakan bahan bakar berkelanjutan, mesin kedua menggunakan bahan bakar jet konvensional untuk keselamatan. Kedua mesin dibuat oleh General Electric Amerika Serikat.
“Penerbangan ini adalah momen tonggak sejarah bagi Emirates dan langkah positif bagi industri kami saat kami bekerja sama untuk mengatasi salah satu tantangan terbesar kami, yaitu mengurangi jejak karbon kami,” kata Adel al-Redha, kepala operasi Emirates dalam sebuah pernyataan.
Emirates, maskapai penerbangan milik negara di bawah penguasa Dubai Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, menggambarkan bahan bakar berkelanjutan sebagai campuran “yang mencerminkan kualitas bahan bakar jet.” Itu termasuk bahan bakar dari Neste, sebuah perusahaan Finlandia, dan Virent, sebuah perusahaan yang berbasis di Madison, Wisconsin.
Virent menggambarkan dirinya menggunakan gula nabati untuk membuat senyawa yang dibutuhkan untuk bahan bakar jet yang berkelanjutan, sedangkan bahan bakar Neste berasal dari minyak nabati dan lemak hewani.
Kedua bahan bakar tersebut mengurangi pelepasan karbon dioksida yang memerangkap panas yang biasanya dibakar oleh mesin dalam penerbangan.
Baca Juga: Maskapai Emirates Rugi Besar Selama Pandemi, Pemerintah UAE Suntik Dana Rp44 T
Penerbangan melepaskan hanya seperenam jumlah karbon dioksida yang dihasilkan oleh mobil dan truk, menurut World Resources Institute, sebuah kelompok riset nirlaba yang berbasis di Washington.
Namun, pesawat terbang digunakan oleh lebih sedikit orang per hari, yang berarti penerbangan merupakan sumber emisi gas rumah kaca per kapita yang lebih tinggi.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV/Associated Press