Boeing 747 Segera Berhenti Diproduksi, Ratu Angkasa Itu Perlahan Akan Menghilang dari Pandangan
Kompas dunia | 30 Januari 2023, 10:24 WIBSEATTLE/PARIS, KOMPAS.TV - Boeing 747 Jumbo Jet asli dan bisa dibilang paling estetis, dilaporkan akan segera berhenti diproduksi. Adapu pesawat yang masih ada akan terbang hingga batas waktu usia, demikian seperti laporan Straits Times, Senin, (30/1/2023).
Boeing 747 yang dijuluki Ratu Angkasa dan mengudara selama lebih dari lima dekade itu akan segera berhenti diproduksi dan turun singgasana digantikan pesawat twinjet yang lebih efisien.
Boeing jumbo komersial terakhir akan dikirim ke Atlas Air dalam versi kargo pada hari Selasa, (31/1/2023), 53 tahun setelah Boeing 747 pertama dikirim ke jet penumpang Pan Am.
“Di tanah itu megah, mengesankan,” kata Bruce Dickinson, penyanyi utama Iron Maiden yang juga pilot kawakan Boeing 747, pernah menerbangkan 747 dengan corak khusus yang diberi nama “Ed Force One” selama tur band heavy metal Inggris itu pada tahun 2016.
“Dan di udara ternyata sangat gesit. Untuk pesawat sebesar ini, Anda benar-benar dapat bermanuver jika perlu."
Dirancang pada akhir 1960-an untuk memenuhi permintaan perjalanan massal, hidung pesawat jet berbadan lebar lorong ganda pertama di dunia dengan dek atas itu menjadi klub paling mewah di dunia yang melayang di atas awan.
Tapi di barisan pesawat dan teknologi baru yang tampaknya tak berujung di belakang, 747 akhirnya mengubah perjalanan.
Baca Juga: 30 Badak Putih Afrika Selatan Pindah ke Rwanda Naik Boeing 747
“Ini adalah pesawat yang memperkenalkan penerbangan untuk kelas menengah di Amerika Serikat ,” kata Chief Executive Officer (CEO) Air France-KLM Ben Smith. “Sebelum 747, rata-rata keluarga Anda tidak dapat terbang dari Amerika Serikat ke Eropa dengan biaya terjangkau.”
Pesawat jumbo itu juga menandai urusan global, melambangkan perang dan perdamaian, dari pos komando nuklir "Pesawat Kiamat" Amerika Serikat hingga kunjungan kepausan dengan pesawat carteran 747 yang dijuluki 'Gembala Satu'.
Sekarang, dua 747 yang dikirim sebelumnya sedang dipasang untuk menggantikan jet kepresidenan AS, Air Force One.
Linda Freier selaku pramugari Pan Am, mengungkapkan pengalamannya mengudara bersama 747. Dia pernah melayani penumpang mulai dari Michael Jackson hingga Bunda Teresa.
“Itu adalah keragaman penumpang yang luar biasa, dari penumpang yang berpakaian bagus hingga penumpang yang memiliki sangat sedikit dan menghabiskan semua yang mereka miliki untuk tiket itu,” kata Freier.
Ketika 747 pertama lepas landas dari New York pada 22 Januari 1970, setelah penundaan karena kesalahan mesin, kapasitas pesawat meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 350-400 kursi, yang pada gilirannya membentuk kembali desain bandara.
“Itu adalah pesawat untuk masyarakat, yang benar-benar menghadirkan kemampuan untuk menjadi pasar massal,” kata sejarawan penerbangan Max Kingsley-Jones.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV/Straits Times