Presiden Lula da Silva Pecat KSAD Brasil karena Tidak Becus Tangani Kerusuhan Pendukung Bolsonaro
Kompas dunia | 22 Januari 2023, 06:20 WIBBRASILIA, KOMPAS.TV — Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva pada Sabtu (21/1/2023) memecat panglima militer Brasil di tengah kekhawatiran atas ancaman terhadap demokrasi negara itu, menyusul pemberontakan 8 Januari di ibu kota oleh pengunjuk rasa sayap kanan pendukung mantan Presiden Jair Bolsonaro.
Situs resmi angkatan bersenjata Brasil seperti dikutip Daily Sabah, Sabtu (21/1/2023), mengatakan Jenderal Julio Cesar de Arruda telah dicopot sebagai panglima tentara angkatan darat. Dia digantikan oleh Jenderal Tomás Miguel Ribeiro Paiva, yang merupakan kepala Komando Militer Tenggara.
Dalam beberapa pekan terakhir, militer menjadi sasaran Lula setelah pendukung mantan Presiden Jair Bolsonaro menyerbu gedung-gedung pemerintah dan menghancurkan properti publik.
Lula beberapa kali mengatakan di depan umum bahwa pasti ada oknum tentara yang membiarkan kerusuhan itu terjadi.
Para perusuh yang menyerbu Kongres Brasil, istana kepresidenan, dan Mahkamah Agung di Brasilia berusaha agar militer campur tangan dan membatalkan kekalahan Bolsonaro dari Lula dalam pemilihan presiden.
Lebih dari seribu orang ditangkap pada hari kerusuhan, yang sangat mirip dengan kerusuhan 6 Januari 2021, kerusuhan di Kongres AS oleh massa yang ingin membatalkan kekalahan pemilihan mantan Presiden Donald Trump.
Seorang hakim Mahkamah Agung Brasil awal bulan ini mengizinkan menambahkan Bolsonaro ke dalam penyelidikannya tentang siapa yang menghasut kerusuhan di Brasilia sebagai bagian dari tindakan keras yang lebih luas untuk meminta pertanggungjawaban pihak yang bertanggung jawab.
Menurut teks putusannya, Hakim Alexandre de Moraes mengabulkan permintaan dari kantor kejaksaan agung, yang mengutip video yang diposting Bolsonaro di Facebook dua hari setelah kerusuhan.
Baca Juga: Mahkamah Agung Brasil Selidiki Bolsonaro atas Kerusuhan Pendukungnya, Berpotensi Bertanggung Jawab
Video tersebut mengklaim Lula tidak dipilih untuk menjabat, melainkan dipilih oleh Mahkamah Agung dan otoritas pemilu Brasil.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Daily Sabah