Hampir Dua Pertiga Hiu dan Pari Terumbu Karang saat Ini Berstatus Terancam Punah
Kompas dunia | 18 Januari 2023, 06:30 WIBPARIS, KOMPAS.TV - Hampir dua pertiga dari hiu dan pari yang hidup di antara karang dunia terancam punah. Dengan peringatan kondisi tersebut dapat semakin membahayakan terumbu karang yang berharga nilainya bagi alam dan manusia.
Dalam penelitian terbaru yang diterbitkan, terumbu karang, yang menampung setidaknya seperempat dari semua hewan dan tumbuhan laut, sangat terancam dengan berbagai ancaman dari manusia, termasuk penangkapan ikan berlebihan, polusi, dan perubahan iklim.
Spesies hiu dan pari, mulai dari predator puncak hingga penyaring makanan, memainkan peran penting dalam ekosistem rapuh yang “tidak dapat diisi oleh spesies lain”, kata Dr Samantha Sherman dari Universitas Simon Fraser di Kanada dan kelompok satwa liar TRAFFIC International seperti laporan Straits Times, Rabu (18/1/2023).
Kini mereka berada di bawah ancaman besar secara global, menurut penelitian di jurnal Nature Communications, yang menilai data kerentanan kepunahan dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) berdasarkan pengamatan kepada 134 spesies hiu dan pari yang terkait dengan terumbu karang.
Para penulis menemukan 59 persen spesies hiu dan pari terumbu karang terancam punah, risiko kepunahan hampir dua kali lipat dari hiu dan pari pada umumnya.
Di antaranya, lima spesies hiu terdaftar sebagai terancam punah, serta sembilan spesies pari, semuanya disebut "pari badak" atau whitespotted wedgefish yang lebih mirip hiu daripada ikan pari.
Ada sepuluh spesies ikan baji (famili Rhinidae) dan enam spesies ikan gitar raksasa (famili Glaucostegidae) yang ditemukan di perairan laut tropis dan hangat di dunia (dari pantai hingga lebih dari 100 meter); istilah "Rhino Ray" digunakan untuk menggambarkan mereka secara kolektif.
Baca Juga: Penelitian Terbaru: Terumbu Karang Dunia akan Musnah Meskipun Target Iklim Paris Terpenuhi
Menjaga Kesehatan Terumbu Karang
“Agak mengejutkan betapa tingginya tingkat ancaman bagi spesies ini,” kata Dr Sherman seperti dikutip Straits Times, Rabu (18/1/2023).
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Straits Times