> >

Pasukan Rusia Gencarkan Serangan Habis-habisan ke Soledar Dekat Bakhmut, Ukraina Ngotot Bertahan

Krisis rusia ukraina | 13 Januari 2023, 01:48 WIB
Tentara Ukraina menembakkan roket ke arah pasukan Rusia di Soledar. Rusia hari Kamis, (12/1/2023) mengatakan pasukannya semakin dekat untuk merebut kota tambang garam Soledar di timur Ukraina, yang akan menandai kemenangan yang sulit diraih dan harus dibayar dengan korban jiwa yang besar dari pihak Rusia (Sumber: AP Photo)

KIEV, KOMPAS.TV — Rusia menyatakan pasukannya semakin dekat untuk merebut kota tambang garam Soledar di timur Ukraina, Kamis (12/1/2023). Pergerakan ini akan menandai kemenangan yang sulit diraih dan harus dibayar dengan korban jiwa yang besar dari pihak Rusia.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov memuji "tindakan tanpa pamrih dan berani" pasukan Rusia, yang menurutnya membantu mereka untuk maju terus di Soledar.

“Pekerjaan raksasa sedang dilakukan di Soledar,” katanya.

Peskov, bagaimanapun, tidak mengonfirmasi klaim pemilik grup tentara bayaran Wagner Yevgeny Prigozhin, yang mengeklaim telah menguasai Soledar pada Rabu (11/1).

“Masih banyak yang harus dilakukan dan terlalu dini untuk berhenti dan menggosok tangan kita, pekerjaan utama masih ada di depan,” katanya dalam konferensi telepon dengan wartawan.

Lebih dari 100 tentara Rusia tewas dalam pertempuran untuk Soledar selama 24 jam terakhir, kata Gubernur Donetsk Ukraina Pavlo Kyrylenko dalam sambutannya di televisi seperti dilansir Associated Press, Jumat (13/1).

“Rusia benar-benar berbaris di atas jasad tentara mereka sendiri, membakar segala sesuatu di jalan mereka,” kata Kyrylenko sambil melaporkan bahwa pasukan Rusia menembaki selusin kota dan desa di wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir.

Baca Juga: Polandia Siap Kirim Tank Leopard ke Ukraina, jika Sekutu Lain Juga Melakukannya

Tentara Ukraina menunjuk ledakan akibat serangan Rusia di Soledar. Rusia hari Kamis, (12/1/2023) mengatakan pasukannya semakin dekat untuk merebut kota tambang garam Soledar di timur Ukraina, yang akan menandai kemenangan yang sulit diraih dan harus dibayar dengan korban jiwa yang besar dari pihak Rusia (Sumber: AP Photo)

Pasukan Rusia menggunakan mortir dan roket untuk membombardir Soledar dalam serangan yang tak henti-hentinya, berjuang untuk melakukan serangan terobosan. Serangan gencar itu dilancarkan setelah kemunduran militer mengubah apa yang diharapkan Kremlin kemenangan cepat menjadi perang hancur-hancuran yang telah berlangsung selama hampir 11 bulan tanpa akhir.

“Warga sipil mencoba untuk bertahan hidup di tengah pertumpahan darah saat Rusia menekan serangan mereka,” kata Kyrylenko.

Serhii Cherevatiy, juru bicara pasukan Ukraina di timur, menyebut Soledar terkena artileri Rusia lebih dari 90 kali dalam satu hari terakhir.

Kejatuhan Soledar akan menjadi hadiah bagi Kremlin yang kelaparan akan berita kemenangan di medan perang yang jarang dalam beberapa bulan terakhir, setelah kehilangan kota penting Kherson pada bulan Desember.

Penguasaan kota Soledar juga akan menawarkan pasukan Rusia batu loncatan untuk menaklukkan daerah lain di provinsi Donetsk timur yang tetap berada di bawah kendali Ukraina, khususnya kota strategis Bakhmut di dekatnya.

Taktik Rusia dalam serangan di Soledar adalah mengirim satu atau dua gelombang tentara. Banyak dari tentara itu berasal dari kontraktor militer swasta Rusia Wagner Group yang memakan banyak korban saat mereka melunakkan pertahanan Ukraina, kata seorang perwira Ukraina di dekat Soledar.

Ketika pasukan Ukraina menderita korban dan kelelahan, Rusia mengirim gelombang lain tentara yang sangat terlatih, pasukan terjun payung atau pasukan khusus, untuk mendapatkan pijakan baru di medan perang, kata perwira Ukraina itu, yang bersikeras tidak mau disebutkan namanya karena alasan keamanan.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU