Rusia Klaim Kuasai Desa Dekat Kota Bakhmut yang Diperebutkan, Dibantah Keras Ukraina
Krisis rusia ukraina | 9 Januari 2023, 21:02 WIB
MOSKOW, KOMPAS.TV - Pasukan separatis yang didukung Rusia di wilayah Donetsk, timur Ukraina, Senin (9/1/2023), mengeklaim berhasil merebut sebuah desa dekat kota Bakhmut yang sudah coba direbut Moskow selama berbulan-bulan.
Seperti dilaporkan Straits Times, Senin, Desa Bakhmutske di "wilayah Republik Rakyat Donetsk dibebaskan oleh Angkatan Bersenjata Federasi Rusia", Senin, seperti disebutkan dalam pernyataan otoritas separatis di Telegram.
Klaim tersebut belum dapat diverifikasi secara independen.
Desa itu terletak di timur laut Bakhmut, kota pembuat anggur dan pertambangan garam yang dulunya berpenduduk 70.000 orang dan sekarang menjadi pusat pertempuran.
Desa itu tepat berada di luar kota Soledar, lokasi tempat pertempuran paling sengit akhir-akhir ini.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidato malamnya pada Minggu (8/1/2023) mengatakan daerah antara kedua kota ini adalah "salah satu tempat paling berdarah di garis depan".
Pada bulan September, Moskow mengeklaim telah mencaplok Donetsk dan tiga wilayah Ukraina lainnya menyusul referendum yang tidak diakui oleh Kiev dan Barat.
Baca Juga: Pengakuan Mantan Komandan Perang Rusia, Tentara Putin Sudah Kalah di Ukraina
Pasukan Ukraina selain membantah desa Bakhmutske jatuh ke tangan pasukan Rusia juga mengeklaim berhasil memukul mundur serangan terus-menerus di kota Bakhmut.
Mereka juga mengaku berhasil mempertahankan posisi mereka di Soledar walau dalam kondisi yang sangat sulit, seperti dikatakan Zelensky pada Minggu.
Kiev membantah klaim Rusia yang menyebut pasukan Kremlin membunuh 600 tentara Ukraina dalam semalam dan menyebutnya sebagai "omong kosong".
“Bakhmut bertahan terlepas dari segalanya. Dan meskipun sebagian besar kota telah dihancurkan oleh serangan Rusia, tentara kami terus-menerus memukul mundur upaya Rusia untuk maju,” kata Zelensky dalam pidato video malamnya.
“Soledar bertahan, meskipun ada kehancuran yang lebih besar dan keadaan sangat sulit.”
Zelensky mengeluarkan kecaman baru atas apa yang dia katakan sebagai kegagalan Rusia untuk mematuhi gencatan senjata yang telah diproklamasikannya untuk perayaan Natal Ortodoks dengan melakukan serangan ke kota-kota Ukraina.
“Rusia menembaki Kherson dengan amunisi pembakar segera setelah Natal,” katanya, merujuk pada sebuah kota di selatan yang ditinggalkan oleh pasukan Rusia pada November.
Baca Juga: Rusia Klaim Zelenskyy Penyembah Setan Gara-Gara Hal Ini
"Serangan di Kramatorsk dan kota-kota lain di Donbas dan sasaran sipil saat Moskow memberlakukan yang seharusnya 'gencatan senjata' untuk tentaranya."
Kementerian Pertahanan Rusia, Minggu, mengatakan serangan rudal di Kramatorsk, barat laut Bakhmut, menewaskan 600 tentara Ukraina.
Tetapi seorang reporter internasional di tempat kejadian tidak menemukan tanda-tanda korban yang jelas.
Rusia menggambarkan serangan itu sebagai "serangan balasan" setelah rudal salvo Ukraina pada Malam Tahun Baru di kota Makiivka, Ukraina timur, yang menurut Moskow menewaskan 89 tentaranya.
Angkatan bersenjata Ukraina menolak klaim Rusia tentang serangan terhadap Kramatorsk.
"Ini tidak masuk akal," kata Sergiy Cherevaty, juru bicara kelompok timur angkatan bersenjata Ukraina.
“Informasi ini sama benarnya dengan data bahwa mereka telah memusnahkan semua HIMARS kita.”
Dalam serangan ke Makiivka, Ukraina menggunakan rudal HIMARS yang dipasok Amerika Serikat. Cherevaty menambahkan, Rusia tidak dapat melakukan serangan presisi tinggi.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/Straits Times