Pangeran Harry Panen Kecaman usai Klaim Bunuh 25 Anggota Taliban dan Menyebut Mereka Bidak Catur
Kompas dunia | 7 Januari 2023, 17:09 WIBLONDON, KOMPAS.TV - Pengakuan Pangeran Harry bahwa ia membunuh 25 orang selama bertugas dalam Perang Afghanistan menuai kecaman dari berbagai pihak. Kalangan militer Inggris Raya dan Taliban sama-sama mengecam klaim tersebut.
Pangeran Harry menyampaikan klaim itu dalam memoarnya yang penuh pengakuan mengejutkan. Selain memuat pengalaman perang di Afghanistan, memoar ini juga mengungkapkan hubungan Harry dengan keluarga kerajaan Inggris Raya.
Pangeran Harry terjun ke Afghanistan sebagai kopilot helikopter tempur Apache pada 2012-2013. Harry bertugas mengoperasikan senjata Apache saat mengudara di Afghanistan.
Istri Meghan Markle itu mengaku tidak merasa puas ataupun menyesal ketika membunuh 25 orang yang menurutnya kombatan Taliban itu.
Dalam pertempuran, ia mengumpamakan kombatan seperti bidak catur yang disingkirkan dari papan permainan.
"Orang jahat dilenyapkan sebelum mereka membunuh orang baik," demikian pengakuan Harry, sebagaimana dilansir Associated Press, Sabtu (7/1/2023).
Baca Juga: Pangeran Harry Akui Bunuh 25 Orang di Afghanistan, Taliban Menyebutnya Bukti Kekejaman Barat
Sebelumnya, Harry pernah berbicara tentang pengalaman bertempurnya di Afghanistan. Namun, kali ini, penyebutan angka korban dan perumpamaan dengan bidak catur dikecam Taliban dan veteran-veteran Inggris Raya.
"Tuan Harry! Orang yang Anda bunuh bukanlah bidak catur, mereka manusia. Mereka punya keluarga yang menunggu mereka pulang," kata anggota Taliban, Anas Haqqani.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Taliban, Abdul Qahar Balkhi, menyebut komentar Harry sebagai "mikrokosmos trauma yang dialami orang-orang Afghanistan di tangan pasukan penjajah yang membunuh orang tak bersalah tanpa akuntabilitas."
Sementara itu, di Inggris Raya, sejumlah veteran dan pemimpin militer menyatakan, menyebutkan jumlah musuh yang dibunuh menyalahi suatu kode etik militer.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Associated Press