Malam Tahun Baru di Rusia, Putin Mengecam Barat atas Kemunafikan dan Agresi
Krisis rusia ukraina | 1 Januari 2023, 05:05 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Vladimir Putin pada malam tahun baru, Sabtu (31/12/2022), berpidato kepada bangsanya, menuduh negara-negara Barat melakukan agresi dan mencoba menggunakan konflik di Ukraina untuk melemahkan Moskow.
Seperti laporan Associated Press, Sabtu (31/12/2022), Putin membuat pidato melalui video, yang ditayangkan di televisi negara pada hari Sabtu di masing-masing dari 11 zona waktu Rusia, dari markas militer dengan tentara di latar belakang, sangat berbeda dari praktik rekaman pesan sebelumnya dengan latar belakang Kremlin yang bersalju.
"Itu adalah tahun keputusan yang sulit dan perlu, langkah paling penting untuk memperoleh kedaulatan penuh Rusia dan konsolidasi kuat masyarakat kita," katanya, menggemakan pendapatnya yang berulang kali bahwa Moskow tidak punya pilihan selain mengirim pasukan ke Ukraina karena keamanan dan eksistensi Rusia terancam.
"Barat berbohong tentang perdamaian, tetapi bersiap untuk agresi, dan hari ini mengakuinya secara terbuka, tidak lagi malu. Dan mereka dengan sinis menggunakan Ukraina dan rakyatnya untuk melemahkan dan memecah belah Rusia," kata Putin,
Dengan sorot mata tajam Putin mengatakan, "Kita tidak akan pernah mengizinkan siapa pun dan tidak akan mengizinkan siapa pun melakukan ini."
Kremlin memberangus setiap kritik atas tindakannya di Ukraina, menutup outlet media independen dan mengkriminalkan penyebaran informasi apa pun yang berbeda dari pandangan resmi, termasuk tidak menyebut kampanye tersebut sebagai operasi militer khusus.
Baca Juga: Rusia Bantah Tuduhan Hendak Lenyapkan Negara Ukraina: Barat Coba Merepresentasikan Kami Seperti Itu
Tetapi pemerintah Rusia menghadapi kritik yang semakin keras dari kelompok garis keras Rusia, yang mengecam presiden sebagai orang yang lemah dan ragu-ragu dan menyerukan untuk meningkatkan serangan di Ukraina.
Rusia membenarkan konflik tersebut dengan mengatakan Ukraina menganiaya penutur bahasa Rusia di wilayah Donbas timur, yang sebagian berada di bawah kendali separatis yang didukung Rusia sejak 2014.
Ukraina dan Barat mengatakan tuduhan ini tidak benar.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press