Rusia Hujani Ukraina dengan Rentetan Serangan Rudal, Moskow dan Kiev Terkunci Perang yang Melelahkan
Kompas dunia | 29 Desember 2022, 23:05 WIBKIEV, KOMPAS.TV — Berbagai wilayah di Ukraina, termasuk ibu kotanya, menghadapi serangan besar-besaran rudal Rusia, Kamis (29/12/2022). Ini menjadi gelombang serangan terbesar dalam beberapa minggu terakhir, yang menargetkan pembangkit listrik dan infrastruktur penting lainnya di tengah cuaca beku yang melanda.
Melansir laporan Associated Press, sirene serangan udara terdengar di seluruh Ukraina. Panglima militer Ukraina, Jenderal Valerii Zaluzhnyi mengatakan, laporan awal menunjukkan Rusia menembakkan 69 rudal ke fasilitas energi. Namun, pasukan Ukraina menembak jatuh 54 di antaranya. Beberapa orang terluka, meskipun tidak ada laporan langsung tentang kematian.
Rusia mengirim drone peledak ke wilayah tertentu semalam sebelum memperluas serangan dengan "rudal jelajah berbasis udara dan laut yang diluncurkan dari pesawat dan kapal strategis" di pagi hari, kata angkatan udara Ukraina.
Serangan yang meluas itu adalah yang terbaru dari serangkaian serangan Rusia terhadap pasokan listrik dan air yang telah meningkatkan penderitaan penduduk Ukraina.
Moskow melancarkan serangan semacam itu hampir setiap minggu sejak Oktober, sementara pasukan daratnya berjuang untuk bertahan dan maju.
Pada Kamis, sistem pertahanan udara diaktifkan di ibu kota Kiev untuk menangkis serangan, menurut pemerintah Ukraina. Suara ledakan terdengar di kota.
Baca Juga: Ukraina Impor 1.400 Drone Tempur untuk Pengintaian dan Pencegatan Drone Pengebom Rusia
Setidaknya tiga orang terluka dan dirawat di rumah sakit, termasuk seorang gadis berusia 14 tahun, kata Wali Kota Vitali Klitschko. Dia memperingatkan kemungkinan pemadaman listrik di ibu kota, seraya meminta warga menimbun air minum dan mengisi baterai perangkat elektronik mereka.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengutuk Rusia karena meluncurkan rudal di tengah liburan musim dingin, menyebutnya sebagai tindakan "barbarisme yang tidak masuk akal."
"Tidak ada 'netralitas' dalam menghadapi kejahatan perang massal seperti itu. Berpura-pura menjadi 'netral' sama dengan memihak Rusia," cuit Kuleba.
Setelah lebih dari 10 bulan pertempuran, Rusia dan Ukraina terkunci dalam pertempuran yang melelahkan.
Militer Ukraina merebut kembali petak wilayah yang diduduki Rusia di timur laut dan selatan negara itu, dan terus melawan upaya gigih Rusia untuk merebut semua wilayah industri Donbas di timur.
Pada saat yang sama, Moskow secara metodis menargetkan fasilitas listrik Ukraina dan infrastruktur utama lainnya dalam upaya untuk melemahkan tekad negara tersebut dan memaksanya untuk bernegosiasi dengan persyaratan Rusia.
Baca Juga: Kremlin Tegaskan Upaya Perdamaian Perang di Ukraina Harus Akui 4 Wilayah yang Dianeksasi Rusia
Namun, waktu antara serangan meningkat dalam beberapa minggu terakhir, membuat beberapa komentator berteori bahwa Rusia sedang mencoba untuk menjatah pasokan misilnya.
Sementara militer Ukraina melaporkan keberhasilan dalam menembak jatuh rudal dan drone Rusia yang masuk setelah serangan sebelumnya, beberapa masih mencapai target mereka. Sebagian besar kota tidak memiliki pemanas, layanan internet, dan listrik selama berjam-jam atau berhari-hari.
Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengatakan, sejumlah fasilitas energi rusak selama apa yang dikatakannya sebagai serangan skala besar ke-10 di negaranya.
"Rusia sedang mencoba menghilangkan cahaya Ukraina sebelum Tahun Baru," tulis Shmyhal dalam sebuah unggahan Telegram. Dia mengatakan bahwa pemadaman darurat mungkin diperlukan "di beberapa daerah."
Anastasia, seorang petugas medis yang berlindung di stasiun kereta bawah tanah pusat kota Kiev yang hanya memberikan nama depannya, mengatakan dia lelah dengan perang. "Kami tidak tahu berapa lama perang akan berlangsung. Sulit untuk merasa takut setiap hari dan menunda hidup Anda," katanya.
Banyak ledakan juga terjadi di Kharkiv, yang terletak di timur Ukraina dan kota terbesar kedua di negara itu, dan di kota Lviv dekat perbatasan dengan Polandia, menurut wali kota mereka.
Baca Juga: Rusia Tuntut Ukraina Demiliterisasi, Lavrov: jika Tidak, Pasukan Rusia akan Membereskanmu
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/Associated Press