Setelah Jepang, Kini AS Wajibkan Pengunjung dari China untuk Tes Covid-19
Kompas dunia | 29 Desember 2022, 07:23 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV – Amerika Serikat (AS) mengumumkan akan mewajibkan semua pendatang dari China untuk melakukan tes COVID-19 sebagai syarat memasuki AS, Rabu (28/12/2022). Sebelumnya, Jepang telah lebih dulu mengumumkan akan memberlakukan peraturan serupa.
Aturan baru ini dilakukan setelah terjadinya peningkatan kasus COVID-19 di China. Syarat yang diberlakukan AS ini akan berlaku mulai 5 Januari mendatang, yang terlepas dari kewarganegaraan dan status vaksinasi orang-orang yang datang ke AS dengan bandara asal dari China.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan aturan ini diberlakukan karena kurangnya informasi memadai dan transparan dari China mengenai lonjakan COVID-19 yang tengah terjadi. Informasi yang dimaksud adalah termasuk pengurutan genom pada galur virus yang beredar di negara tersebut.
“Data ini sangat penting untuk memantau lonjakan kasus secara efektif dan mengurangi kemungkinan masuknya varian baru yang menjadi perhatian,” kata CDC seperti dikutip dari The Associated Press.
Baca Juga: Alasan Jepang Wajibkan Tes Covid-19 Untuk Semua Pengunjung dari China
Beberapa ilmuwan khawatir lonjakan COVID-19 di China dapat melepaskan varian virus corona baru ke dunia yang mungkin mirip atau mungkin tidak mirip dengan yang sudah beredar saat ini. Setiap infeksi adalah kesempatan bagi virus lain untuk bermutasi.
“Yang ingin kami hindari adalah memasukkan varian ke AS dan menyebar seperti yang terjadi dalam kasus delta atau omicron,” kata Matthew Binnicker, direktur virologi klinis di Mayo Clinic di Rochester, Minnesota.
Tetapi tindakan CDC mungkin bukan tentang menghentikan varian baru dari melintasi perbatasan AS, namun lebih pada meningkatkan tekanan pada China untuk berbagi lebih banyak informasi. Hal ini diungkapkan oleh Dr. David Dowdy, seorang ahli epidemiologi penyakit menular di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg. Dia berharap pembatasan ini tidak diberlakukan lebih lama dari yang seharusnya.
“Saya kira itu tidak akan berdampak besar dalam memperlambat penyebaran COVID-19. Kami sudah memiliki banyak transmisi COVID-19 di sini di dalam aturan perbatasan kami,” kata Dowdy.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti
Sumber : The Associated Press