> >

AS Dilanda Badai Salju Terbesar Abad Ini, 60 Orang Tewas dan Diperkirakan Terus Bertambah

Kompas dunia | 27 Desember 2022, 20:18 WIB
Warga di Buffalo, New York, di tengah salju setinggi hampir 2 meter. Berbagai daerah di Amerika Serikat (AS) dilanda badai salju parah hingga menewaskan setidaknya 60 orang per Selasa (27/12/2022). (Sumber: Straits Times)

NEW YORK, KOMPAS.TV - Berbagai daerah di Amerika Serikat (AS) dilanda badai salju parah hingga menewaskan setidaknya 60 orang per Selasa (27/12/2022). Di negara bagian New York, badai ekstrem membuat otoritas setempat menyebutnya sebagai “badai salju terbesar abad ini”.

Badai salju dilaporkan menerjang ganas di New York, khususnya di kota Buffalo. Petugas mencari-cari korban di dalam kendaraan atau di bawah tumpukan salju. Hingga berita ini diturunkan, setidaknya 27 orang tewas terkait badai salju di New York.

Pada Senin (26/12) malam waktu setempat, Presiden AS Joe Biden mengumumkan keadaan darurat federal di New York. Biden memerintahkan bantuan pemerintah federal untuk mengatasi badai salju New York.

Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Amerika Serikat dan Belahan Bumi Bagian Utara Dihajar Gelombang Dingin Membekukan

Gubernur New York Kathy Hochul mengingatkan bahwa badai salju akan kembali. Ia pun meminta warga tetap di rumah.

“Siapa pun yang menyebut ini sudah berakhir, ini terlalu dini untuk mengatakannya. Badai ini kembali, kami memperkirakan enam atau 12 inci (tumpukan salju) lagi,” kata Hochul dikutip The Guardian.

Kata Hochul, sebagian daerah di barat New York diterpa salju setebal 30 hingga 40 inci atau sekitar 76 cm hingga 1 meter sepanjang malam.

“Tentu ini badai salju terbesar abad ini. Ini seperti medan perang, dan kendaraan-kendaraan di sisi jalan berguncang,” katanya.

“Ini adalah perang dengan ibu pertiwi,” pungkasnya.

Sementara itu, pejabat Erie County, Buffalo, Mark Poloncarz menyebut tingkat kematian akibat badai salju kali ini mungkin melebihi badai salju Buffalo 1977 yang menewaskan hampir 30 orang.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : The Guardian


TERBARU