Pasukan Khusus Separatis Pro-Rusia Klaim Tentara Ukraina Tolak Bertempur Massal lalu Dieksekusi
Krisis rusia ukraina | 20 Desember 2022, 22:30 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Personel militer Ukraina diklaim menolak perintah bertempur secara massal di garis depan lalu dieksekusi. Klaim itu dilontarkan oleh Komandan Pasukan Khusus 'Akhmat' sekaligus Wakil Kepala Korps Angkatan Bersenjata Tentara Rakyat Republik Rakyat Luhansk (LPR) Kedua Apti Alaudinov.
Alaudinov yang pro-Rusia mengeklaim, pihaknya mengumpulkan "bukti" rekaman kombatan Ukraina dieksekusi massal karena menolak dikirim bertempur. Kata Alaudinov, hal tersebut terjadi di garis depan sekitar Artyomovsk dan Soledar, dekat pusat kota Bakhmut, Oblast (daerah setingkat provinsi) Donetsk.
"Kami mencatat situasi di mana musuh mulai menolak bertempur dan bertugas di garis depan secara massal. Kami punya rekaman video yang menunjukkan mereka (Ukraina) mengumpulkan kombatan yang menolak bertempur dan mengeksekusinya," kata Alaudinov dalam siaran televisi Rusia sebagaimana dikutip TASS, Selasa (20/12/2022).
"Kami punya konfirmasi massal bahwa musuh di areal kami sepenuhnya terusir," lanjutnya.
Baca Juga: Zelenskyy Tiba-Tiba Kunjungi Bakhmut, Disebut Titik Terpanas Pertempuran Rusia-Ukraina
Menurut Alaudinov, pasukan Rusia berhasil maju di semua garis kontak dan merebut distrik-distrik baru di sekitar Artyomovsk dan Soledar.
"Yakolevka sudah sepenuhnya dibebaskan, kami menuai progres bagus di Soledar, kami telah membebaskan teritori yang luas," kata Alaudinov.
"Seluruh garis kontak berpindah dalam tingkat yang bagus. Keseluruhan garis depan stabil, dapat dipertahankan, dan kami per harinya selalu bergerak maju, membebaskan area baru dari musuh," pungkasnya.
Bakhmut sendiri disebut sebagai salah satu titik terpanas pertempuran Rusia-Ukraina belakangan ini. Kiev mengeklaim Bakhmut masih dapat dipertahankan pasukan Ukraina dan pasukan Rusia urung mencapai kemajuan berarti di sana.
Bakhmut berarti strategis bagi kelangsungan invasi Rusia. Jika berhasil merebut kota ini, Rusia akan memotong jalur suplai Ukraina dan membuka jalan ke kota-kota yang menjadi benteng penting Ukraina di Donbass.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari
Sumber : TASS