AS Deg-degan Gara-Gara Putra Mahkota Arab Saudi Pertemukan Pemimpin Teluk Arab dengan Xi Jinping
Kompas dunia | 10 Desember 2022, 06:57 WIBRIYADH, KOMPAS.TV - Presiden China Xi Jinping bertemu sejumlah pemimpin negara Teluk Arab di Riyadh hari Jumat, (9/12/2022) dalam unjuk kekuatan putra mahkota Arab Saudi mengkonsolidasi pemimpin negara-negara tersebut pada pertemuan pertama dari dua "tonggak" KTT Arab.
Pertemuan ini sekaligus menampilkan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman atau MBS sebagai calon pemimpin negara Timur Tengah dan mitra utama untuk kekuatan global.
Xi Jinping, yang disambut di Arab Saudi dengan kemegahan dan upacara kebesaran yang meriah, menandatangani pakta kemitraan strategis dengan Arab Saudi sehari sebelum pertemuan dengan Dewan Kerjasama Teluk yang beranggotakan enam negara kaya energi.
Xi Jinping dijadwalkan mengadakan pembicaraan yang lebih luas nanti dengan para pemimpin negara-negara Liga Arab yang mencakup Teluk, Syam, dan Afrika.
Amerika Serikat (AS) pun dengan was-was mengamati pengaruh yang tumbuh dari saingan ekonomi Beijing di wilayah tersebut, di mana China punya kepentingan sebagai konsumen energi terbesar di dunia, sementara perusahaan China berkembang di sektor teknologi dan infrastruktur lainnya.
Kunjungan Xi juga datang pada saat aliansi lama Riyadh dengan Washington tegang karena masalah hak asasi manusia (HAM), kebijakan energi, dan Rusia, serta keraguan Teluk tentang komitmen penjamin keamanan utama Amerika di wilayah tersebut.
Pada awal KTT China-GCC, Pangeran Mohammed bin Salman MBS mengumumkan "fase hubungan baru yang bersejarah dengan China".
Baca Juga: Xi Jinping Tiba di Riyadh Disambut Tembakan Meriam dan Kawalan Jet, China dan Arab Saudi Makin Mesra
MBS sebelumnya berjanji negara-negara Teluk akan tetap menjadi "sumber yang aman dan andal untuk memasok kebutuhan energi dunia", menggarisbawahi bahwa minyak dan gas akan terus menjadi sumber energi penting selama beberapa dekade ke depan.
Dalam pernyataan bersama, Beijing dan Riyadh berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama dan menekankan prinsip-prinsip kedaulatan dan tanpa ada campur tangan, sambil menegaskan pentingnya solusi damai untuk konflik Ukraina.
Arab Saudi dan sekutu Teluk menentang tekanan AS untuk memutuskan hubungan dengan sesama produsen minyak OPEC+ Rusia atas invasinya ke Ukraina dan untuk membatasi kesepakatan dengan China, saat mereka mencoba menavigasi tatanan dunia yang terpolarisasi dengan memperhatikan kepentingan ekonomi dan keamanan nasional.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV/Straits Times