Rusia Disebut Turut Hancurkan Situs Kebudayaan, Vladimir Putin Dituduh Ingin Hapus Budaya Ukraina
Krisis rusia ukraina | 3 Desember 2022, 14:59 WIBKIEV, KOMPAS.TV - Pasukan Rusia dituduh sengaja menargetkan situs-situs kebudayaan Ukraina seperti museum, perpustakaan, dan institusi kultural lain selama invasi.
Hal tersebut diungkap oleh laporan organisasi penulis internasional, PEN, cabang Ukraina dan Amerika Serikat (AS), Jumat (2/12/2022).
PEN menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin secara sengaja menargetkan situs-situs kebudayaan untuk menghapus bahasa dan budaya Ukraina.
"Budaya bukanlah bagian kerusakan kolateral dalam perang lawan Ukraina. Itu adalah target, pilar pusat dari justifikasi Presiden Rusia Vladimir Putin untuk perang," demikian tulis laporan PEN dikutip Associated Press.
"Putin berulang kali mengeklaim bahwa budaya dan bahasa Ukraina itu tidak eksis. Dengan menargetkan museum seni, aula musik, perpustakaan, gedung teater, dan situs bersejarah, dia berupaya menghapuskannya," lanjut laporan tersebut.
Baca Juga: Kedubes Ukraina di Eropa Diteror, Dikirimi Mata Binatang dan Pintu Rumah Dubes Dilumuri Kotoran
Kementerian Kebudayaan Ukraina sendiri melaporkan bahwa selama invasi, sebanyak 529 institusi "budaya dan warisan budaya" telah rusak atau hancur. Angka ini mencakup baik situs budaya nasional atau lokal.
Salah satu institusi yang diserang Rusia adalah gedung teater Mariupol yang digunakan sebagai tempat mengungsi ratusan orang. Menurut investigasi Associated Press, sekitar 600 orang tewas akibat serangan ini.
Serangan pada pertengahan Maret 2022 itu menyita perhatian internasional. Di depan gedung teater, dituliskan kata "anak-anak" untuk mencegah serangan.
PEN pun menyebut serangan ini diluncurkan Rusia diduga karena "signifikansi kultural" gedung tersebut.
PEN juga melaporkan bahwa pasukan Rusia menyita dan menghancurkan sastra Ukraina dan buku-buku berbahasa Ukraina di daerah yang diduduki.
Meskipun demikian, PEN mengakui bahwa serangan ke situs-situs kebudayaan oleh Rusia tidak bisa dikonfirmasi apakah disengaja atau bagian dari serangan acak ke area penduduk.
Selain itu, PEN Ukraina mengaku telah mendata 31 penulis, seniman, dan budayawan Ukraina yang tewas dalam invasi Rusia. Sebagian di antaranya tewas ketika bertempur bersama pasukan Ukraina.
Penulis AS yang menjadi bagian delegasi PEN dalam presentasi laporan tersebut, Dave Eggers, menyebut serangan-serangan Rusia ke institusi kebudayaan Ukraina justru gagal menghapus budaya Ukraina.
"Ironi dari upaya Putin menghapus budaya dan tradisi Ukraina justru memperkaya budaya mereka dan membuat dunia lebih memperhatikan dan lebih tertarik ke tradisi dan penulis Ukraina," kata Eggers.
Baca Juga: Xi Jinping Serukan Upaya Menurunkan Ketegangan di Perang Ukraina saat Bertemu Presiden Dewan Eropa
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Associated Press