Komunitas Restorasi Seni Italia Mau 'Telanjangi' Lukisan yang Disensor Sejak Abad 17
Kompas dunia | 14 November 2022, 04:35 WIBFIRENZE, KOMPAS.TV - Para pegiat pemulihan seni (restorasi seni) di Firenze, Italia telah memulai proyek pembersihan untuk "menelanjangi" lukisan telanjang yang disensor sejak abad 17. Lukisan itu adalah karya Artemisia Gentileschi, salah satu perempuan paling menonjol dalam sejarah seni Italia.
Lukisan itu ditambahi dengan selubung kain yang menutupi tubuh telanjang dalam lukisan "Alegori Keinginan", sekitar 70 tahun usai Gentileschi menyelesaikan lukisan berukuran orang dewasa yang diyakini potret diri sang pelukis pada 1616.
Baca Juga: Lagi, Aktivis Lingkungan Mengelem Diri ke Lukisan di Museum, Ingatkan Bahaya Pemanasan Global
Perhatian terhadap kontribusi Gentileschi dalam aliran Barok Italia berupaya diperbarui pada era #MeToo. Selain dihargai karena pencapaian artistiknya, Gentileschi juga dikagumi karena mendobrak dunia seni yang didominasi laki-laki usai diperkosa salah satu guru seninya.
"Melalui dia, kita bisa bicara tentang betapa pentingnya restorasi karya seni, betapa pentingnya memulihkan cerita-cerita perempuan ke garis terdepan," kata Linda Falcone, koordinator proyek pemulihan Artemisia Up Close dikutip Associated Press, Minggu (13/11/2022).
Upaya pemulihan ini akan dilakukan secara digitial. Tim berencana membuat gambar digital dari versi orisinal lukisan.
Alasannya, sensor cat itu ditimpakan dalam waktu terlalu berdekatan dengan dilukisnya karya seni tersebut. Hal ini membuat lukisan Gentileschi berisiko rusak selama proses restorasi.
Tim restorasi ini akan menggunakan sinar ultraviolet, pencitraan diagnostik, dan sinar-X untuk membedakan sapuan kuas Gentileschi yang asli dari seniman yang menyensor ketelanjangan lukisan itu. Hasil restorasi ini rencananya akan disertakan dalam pameran yang dibuka pada September 2023.
Baca Juga: Peringati HUT Fyodor Dostoevsky ke-200, Seniman Italia Ini Buat Lukisan Raksasa Menggunakan Traktor
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press