Kondisi Terbaru Mantan PM Pakistan Imran Khan usai Perawatan Luka Tembak, Unjuk Rasa Terus Terjadi
Kompas dunia | 4 November 2022, 20:01 WIBISLAMABAD, KOMPAS.TV — Mantan Perdana Menteri (PM) Pakistan Imran Khan dalam kondisi stabil setelah menjalani operasi, menyusul penembakan dan upaya pembunuhan terhadap dirinya sehingga terluka saat melakukan aksi unjuk rasa, kata seorang pemimpin senior dari partainya, Jumat (11/4/2022) seperti dilansir Associated Press.
Sementara itu, unjuk rasa menuntut percepatan pemilu terus berlangsung walau terjadi penembakan terhadap mantan PM Imran Khan kemarin. Pihak berwenang Pakistan membubarkan demonstran yang mendukung eks PM Imran Khan di Rawalpindi, Jumat (4/11).
Polisi menggunakan granat asap untuk membubarkan protes yang digelar setelah salat Jumat itu.
Pawai dan unjuk rasa protes Khan berlangsung damai, sampai serangan penembakan pada Kamis sore. Serangan itu kian meningkatkan kekhawatiran tentang meningkatnya ketidakstabilan politik di Pakistan, sebuah negara dengan sejarah kekerasan politik dan pembunuhan.
Akibat serangan itu, salah seorang pendukung Khan tewas, dan 13 orang lainnya, termasuk dua anggota parlemen, terluka dalam serangan itu.
"Tidak ada keraguan tentang itu," kata Fawad Chaudhry, seorang pemimpin senior dari partai yang dipimpin Imran Khan, Tehreek-e-Insaf.
"Kami yakin itu adalah upaya pembunuhan yang direncanakan dengan baik terhadap pemimpin paling populer Pakistan Imran Khan, yang sekarang dalam kondisi stabil di Rumah Sakit Shaukat Khanum di Lahore setelah menjalani operasi di sana."
Dia mengatakan pimpinan partai akan bertemu di Lahore Jumat malam. "Kami akan mengumumkan hari ini persisnya pawai kami akan dilanjutkan dari Wazirabad," kata Chaudhry kepada The Associated Press.
Baca Juga: Detik-detik Eks PM Pakistan Imran Khan Digotong Usai Ditembak
Komentarnya muncul setelah sejumlah pendukung Khan berdemonstrasi di berbagai bagian negara itu, dengan beberapa meneriakkan slogan-slogan menentang militer dan bersumpah untuk membalas serangan itu.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/Associated Press