Hong Kong Sita 1,8 ton Metamfetamin Cair Senilai Rp2 Triliun Asal Meksiko Tujuan Australia
Kompas dunia | 31 Oktober 2022, 00:05 WIBHONG KONG, KOMPAS.TV - Hong Kong melakukan penangkapan dan penyitaan metamfetamin terbesar setelah mengungkap pengiriman yang tiba dari Meksiko menuju Australia senilai lebih dari 1 miliar dolar Hong Kong atau setara hampir Rp2 triliun, kata pihak berwenang Hong Kong, Sabtu (29/10/2022), seperti laporan Straits Times.
Petugas bea cukai Hong Kong menemukan 1,8 ton metamfetamin cair dengan tingkat kemurnian paling tinggi yang disembunyikan di dalam karton berisi air kelapa dalam perjalanan ke Australia.
Pengiriman itu, yang menurut para pejabat kemungkinan melibatkan jaringan perdagangan narkoba internasional ukuran besar, terjadi saat China mencatat peningkatan penangkapan narkoba yang melibatkan metamfetamin.
“Kami percaya metamfetamin cair dengan tingkat kemurnian tinggi itu berasal dari Amerika Selatan, dikemas di sana dan dikirim melalui rute yang berbelit-belit ke Hong Kong, untuk dikirim ke Australia,” kata inspektur senior Lee Ka-ming, kepala biro investigasi narkoba di bea cukai Hong Kong.
Sejauh ini dilaporkan belum ada penangkapan yang dilakukan. Metamfetamin tingkat kemurnian tinggi ini di Indonesia biasa diolah menjadi narkotika jenis sabu.
Pada tahun ini Hong Kong menyita lebih dari dua kali lipat metamfetamin yang disita sepanjang tahun lalu, dengan total hampir tiga ton disita oleh pihak berwenang.
Baca Juga: Geger, PBB Sebut Asia Tenggara dan Asia Timur Produksi 1 Miliar Tablet Metamfetamin Tahun Lalu
Penggerebekan terakhir terjadi beberapa hari setelah penegak hukum menyita sabu senilai USD5,9 juta atau setara Rp92 miliar yang disembunyikan di trafo listrik, yang juga menuju Australia.
Pihak berwenang Hong Kong mendapat peringatan melalui pertukaran intelijen dengan penegak hukum di luar negeri tentang kemungkinan pengiriman metamfetamin dalam jumlah besar yang tiba di kota itu, kata pejabat bea cukai Fong Heung-wing kepada wartawan.
"Air kelapa (pengiriman) dari Meksiko sangat langka. Terakhir kali tahun 2016 dan beratnya hanya enam kilogram," kata Fong, menambahkan ukuran pengiriman juga membuatnya curiga.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Straits Times