Pertempuran Memanas di Bakhmut, Putin Buru Kemenangan di Tengah Gelombang Serangan Balik Ukraina
Krisis rusia ukraina | 29 Oktober 2022, 16:19 WIBBAKHMUT, KOMPAS.TV - Pasukan Rusia dilaporkan meningkatkan intensitas serangan untuk merebut Bakhmut, Oblast (daerah setingkat provinsi) Donetsk, Ukraina. Kota strategis ini masih dikuasai Ukraina kendati Moskow menargetkan kawasan Donbass sejak awal invasi.
Melansir Associated Press, Jumat (28/10/2022), meningkatnya intensitas serangan artileri Rusia ke Bakhmut seiring dengan pertempuran yang juga masih berlangsung sengit di Kherson, selatan Ukraina. Pertempuran Bakhmut dipandang sebagai ambisi Vladimir Putin meraih kemenangan di tengah kemunduran pasukan Rusia belakangan ini.
Bakhmut sendiri punya arti penting bagi invasi Rusia. Jika sukses menguasai kota ini, Rusia akan memutus jalur suplai Ukraina dan membuka jalan untuk menyerang Kramatrosk dan Slovyansk, dua benteng utama Ukraina di Donetsk.
Baca Juga: Janji Tentara Rusia yang Bela Ukraina, Bakal Gunakan Kemenangan Ukraina untuk Gulingkan Rezim Putin
Pasukan Rusia telah membombardir Bakhmut dengan artileri selama lebih dari lima bulan. Sedangkan pasukan darat Rusia dilaporkan mendekati Bakhmut usai mendepak garnisun Ukraina di Oblast Luhansk.
Titik pertempuran Bakhmut saat ini dilaporkan berada di kawasan pinggiran kota. Tentara bayaran yang membantu Rusia, Wagner Group, dilaporkan memimpin operasi serangan ini.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut serangan berkepanjangan Rusia ke Bakhmut menunjukkan "kegilaan" Moskow.
"Hari demi hari, selama berbulan-bulan, mereka telah mendorong orang-orang di sana (Bakhmut) ke ambang kematian, mengonsentrasikan kekuatan serangan artileri maksimum di sana," kata Zelenskyy dikutip Associated Press.
Dari Rabu (26/10) hingga Kamis (27/10), serangan artileri ke Bakhmut dilaporkan menewaskan setidaknya tiga orang. Gubernur Donetsk versi Ukraina Pavlo Kyrylenko menyebut penduduk menderita karena wilayahnya menjadi zona tempur aktif.
"Penduduk yang bertahan di wilayah ini hidup dalam ketakutan melulu tanpa pemanas dan listrik. Musuh mereka bukan hanya Rusia, tetapi juga udara dingin," kata Kyrylenko.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press