Delapan Bulan Perang, Zelenskyy: Militer Terkuat Kedua Sedunia Kini Hanya Bisa Mengemis ke Iran
Krisis rusia ukraina | 25 Oktober 2022, 15:21 WIBKIEV, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sesumbar bahwa pihaknya dapat mematahkan agresi militer Rusia yang disebut memiliki tentara terkuat kedua di dunia. Hal tersebut disampaikan Zelenskyy memperingati agresi militer Rusia ke Ukraina yang genap delapan bulan pada Senin (24/10/2022) kemarin.
Zelenskyy menyebut militer Ukraina berhasil mempertahankan kedaulatan negara itu sejak diinvasi pada 24 Februari silam. Bahkan, belakangan ini, pasukan Ukraina tengah melancarkan serangan balik untuk merebut kembali sejumlah wilayah.
Baca Juga: Rusia Mulai Siapkan Pasukan Tempur kondisi Radiasi Radioaktif di Ukraina
Pasukan Ukraina dilaporkan sedang merangsek ke wilayah Oblast (daerah setingkat provinsi) Donetsk, Luhansk, Kharkiv, dan Kherson yang sebagiannya dikuasai Rusia. Ukraina pun telah mengincar Zaporizhzhia dan Krimea sebagai target selanjutnya.
"Ukraina sudah mematahkan ia yang disebut angkatan bersenjata kedua di dunia," kata Zelenskyy dalam pidato malamnya, Senin (24/10), dikutip Associated Press.
"Sekarang Rusia hanya bisa menjadi pengemis. Ia mengemis sesuatu di Iran, merampas sesuatu dari negara-negara Barat, menciptakan berbagai dongeng tentang Ukraina, mengintimidasi, dan mengelabui," lanjutnya.
Komentar Zelenskyy tersebut merujuk dugaan penggunaan drone-drone kamikaze buatan Iran oleh militer Rusia di Ukraina. Drone-drone itu belakangan ini turut diluncurkan Moskow untuk menyerang fasilitas-fasilitas energi Ukraina.
Akibat serangan-serangan tersebut, jaringan listrik dan air bersih di kota-kota Ukraina pun terganggu, mengancam kelangsungan hidup warga ketika musim dingin.
Zelenskyy sendiri memperingatkan bahwa musim dingin di Ukraina yang akan datang "akan menjadi yang paling sulit sepanjang sejarah."
"Kita tidak punya waktu bersantai. Kita masih belum sampai pada kemenangan Ukraina. Itu adalah jalan yang sulit," pungkas Zelenskyy.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press