Sepertiga Pembangkit Listrik Ukraina Hancur, Jutaan Jiwa Terancam Sengsara pada Musim Dingin
Krisis rusia ukraina | 19 Oktober 2022, 16:13 WIBKIEV, KOMPAS.TV - Rusia terus meluncurkan serangan rudal dan drone kamikaze ke fasilitas-fasilitas energi Ukraina, menambah daftar kota dan desa Ukraina yang jaringan listriknya terputus. Serangan gencar ini semakin menekan Kiev dan membuat jutaan jiwa terancam hidup sengsara pada musim dingin mendatang.
Presiden Volodymyr Zelenskyy mendesak warga Ukraina untuk melakukan "upaya yang sangat sadar" untuk menghemat listrik seiring semakin banyaknya pembangkit listrik dan infrastruktur lain yang diserang.
Associated Press melaporkan, Rabu (19/10/2022), Walikota Energodar Dmytro Orlov menyebut serangan udara memutus jaringan listrik dan air bersih di sebagian wilayah kota itu. Kota Energodar sendiri terletak di dekat Zaporizhzhia, kota tempat pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa yang berisiko terdampak pertempuran.
Baca Juga: Investigasi PBB: Rusia dan Ukraina Lakukan Kejahatan Perang, Seperti Penyiksaan & Perkosaan
Sementara itu, di daerah Kryvyi Rih, tengah Ukraina, rudal Rusia juga membuat sebuah fasilitas energi rusak parah, Rabu (19/10). Otoritas setempat menyebut serangan memutus jaringan listrik ke berbagai desa dan sebuah distrik di kota Kryvyi Rih.
Kampanye serangan udara Rusia telah digencarkan hampir dua minggu usai ledakan yang diduga serangan Ukraina merusak jembatan di Semenanjung Krimea.
Zelenskyy melaporkan bahwa hampir sepertiga pembangkit listrik di Ukraina telah hancur sejak awal serangan pada 10 Oktober, menyebabkan "mati listrik massal" di seantero negeri.
Lebih lanjut, Zelenskyy menyebut negara-negara Barat telah menjanjikan lebih banyak sistem pertahanan udara untuk membantu Ukraina menghadapi serangan udara. Sebuah sistem kiriman Jerman yang baru datang disebutnya terbukti ampuh menyergap drone-drone kamikaze Rusia.
Baca Juga: Jenderal Tertinggi Rusia Akui Situasi Sulit Pasukannya akibat Tekanan Serangan Ukraina
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press