Supremasi Drone Kamikaze Rusia Buatan Iran, Laksana Kawanan Tawon dari Neraka Meneror Ukraina
Krisis rusia ukraina | 18 Oktober 2022, 21:23 WIBKIEV, KOMPAS.TV - Drone ringan penebar bom Rusia buatan Iran itu akurat, berukuran kecil, mampu menyerang target dalam jumlah besar seperti segerombolan tawon dari neraka, dan yang terpenting, harganya murah.
Seperti laporan Associated Press, Selasa (18/10/2022), dalam serangan Rusia ke Ukraina, drone memperkuat reputasi mereka sebagai senjata ampuh, mustajab, sulit dihentikan, dan hemat biaya untuk mencari dan menghancurkan target sekaligus menyebarkan teror yang dapat merusak tekad serta nyali tentara dan warga sipil.
Mereka juga dengan cepat melampaui rudal sebagai senjata jarak jauh pilihan karena mereka dapat dimasukkan ke dalam teater tempur dalam jumlah yang lebih besar dengan ongkos yang jauh lebih murah.
Pelepasan bergelombang secara berturut-turut drone Shahed buatan Iran di Ukraina punya banyak tujuan, seperti menghancurkan target utama, menghancurkan moral, dan pada akhirnya menguras nyali dan senjata perang musuh saat mereka mencoba bertahan melawan mereka.
Baca Juga: Rusia Kembali Serang ke Kiev dengan Drone Iran, Sebabkan Sejumlah Ledakan
Bagaimana kerja Drone saat pertempuran?
Drone Shahed yang telah diganti namanya oleh Rusia menjadi Geran-2 dikemas dengan bahan peledak dan diprogram untuk berkeliaran di langit sampai mereka menukik ke sasaran.
Kawanan drone itu juga mengingatkan pada pilot kamikaze Jepang era Perang Dunia II yang menerbangkan pesawat bermuatan bahan peledak mereka ke kapal perang dan kapal induk AS selama perang di Pasifik.
Menurut publikasi online Ukraina Defense Express, yang mengutip data Iran, sayap delta Shahed memiliki panjang 3,5 meter, lebar 2,5 meter dan berat sekitar 200 kilogram.
Drone ini didukung oleh mesin 50-tenaga kuda dengan kecepatan tertinggi 185 km per jam.
Behnam Ben Taleblu, rekan senior di lembaga think tank Foundation for Defense of Democracies yang berbasis di Washington, mengatakan pesawat tak berawak itu dikerahkan di Yaman dan dalam serangan kapal tanker minyak yang mematikan tahun lalu.
Dia mengatakan jangkauannya sekitar 1.000 kilometer, untuk pergi dan tidak kembali.
Baca Juga: Rudal Rusia dan Drone buatan Iran Terus Hujani Ukraina, 40 Kota Termasuk Kiev Dihajar Sejak Senin
Teknologi drone baru tidak membutuhkan personel terlatih untuk dikorbankan, atau menghabiskan banyak uang membangun pesawat canggih untuk menghantam target.
Dalam serangan hari Senin (17/10/2022) di ibu kota Ukraina, Wali Kota Kiev Vitali Klitschko, mengatakan 28 drone Rusia membuat gelombang serangan berturut-turut.
Ditembakkan dari peluncur truk secara berurutan, drone dapat terbang rendah dan lambat, sehingga lebih mampu menghindari deteksi radar.
Mereka juga dapat mengerumuni target, membanjiri pertahanan terutama di wilayah sipil.
Tetapi menurut Mykola Bielieskov, seorang peneliti di Institut Nasional untuk Studi Strategis Ukraina, drone Shahed hanya membawa muatan peledak 40 kilogram, yang artinya jika dibandingkan dengan kekuatan ledakan yang dimiliki rudal konvensional seberat 480 kilogram, hulu ledak dapat dikirim pada jarak yang jauh lebih jauh.
“Sulit untuk menghantam target serius dengan drone seperti itu,” kata Bielieskov.
Baca Juga: AS Akan Kirim VAMPIRE ke Ukraina, Bakal Jadi Andalan untuk Hancurkan Drone Rusia
Daya Hantam Kecil tapi Ongkosnya Murah
Dengan harga hanya $20.000, atau Rp300 juta per unit, drone Shahed hanya recehan dibanding biaya rudal ukuran penuh yang lebih konvensional.
Misalnya, rudal jelajah Kalibr Rusia, yang digunakan secara luas dalam delapan bulan perang, masing-masing menelan biaya sekitar $1 juta bagi militer Rusia.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/Associated Press