Rusia Kirim Hujan Rudal ke Ukraina, Dua Hari Usai Tunjuk Jenderal Penghancur Aleppo sebagai Komandan
Krisis rusia ukraina | 10 Oktober 2022, 23:11 WIBKIEV, KOMPAS.TV - Rusia mengirim serangkaian serangan rudal ke kota-kota Ukraina, termasuk Lviv dan Kiev yang relatif damai beberapa bulan belakangan, pada Senin (10/10/2022). Serangan ini mengejutkan Ukraina dan dikhawatirkan meningkatkan eskalasi konflik.
Serangan tersebut diluncurkan hanya dua hari usai Rusia menunjuk komandan perang baru di Ukraina, yakni Jenderal Sergei Surovikin. Ia sebelumnya memegang komando pasukan Rusia di Suriah dan dituduh ikut bertanggung jawab atas kampanye bombardir brutal yang menghancurkan sebagian besar Aleppo.
Pada Oktober 2020 lalu, organisasi Human Rights Watch pun melaporkan bahwa Jenderal Surovikin termasuk salah satu komandan “yang mungkin bertanggung jawab atas pelanggaran-pelanggaran” selama serangan ke Idlib, Suriah pada 2019-2020.
Baca Juga: Komandan Rusia Ungkap Cara Cepat Menang Perang di Ukraina: Hancurkan Inggris!
Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri menyatakan bahwa kampanye bombardir ke Ukraina hari ini adalah balasan atas serangan yang merusak Jembatan Kerch, infrastruktur penghubung Semenanjung Rusia dan Krimea, pada Sabtu (8/10) lalu. Pengamat menyebut Putin telah membuka “dimensi baru” perang merespons serangan balik Ukraina belakangan ini.
Meskipun penunjukannya ramai disorot, pengamat militer dari lembaga wadah pemikir Royal United Services Institute, Sidhartal Kaushal menyebut penunjukan Surovikin kemungkinan tidak akan banyak mengubah pendekatan operasi militer Rusia di Ukraina.
“Dia (Surovikin) punya karier yang dinodai dengan tuduhan-tuduhan korupsi dan brutalitas. Jadi mungkin itu akan menjadi pertanda bagaimana dia akan mengurus ini. Namun, sekali lagi, pendekatan Rusia sudah cukup brutal (di Ukraina),” kata Kaushal dikutip Associated Press.
Senada dengan Kaushal, Michael Clarke, profesor tamu bidang studi perang di King’s College London menyebut penunjukkan Surovikin dan hujan rudal pada Senin (10/10) kemungkinan tidak akan menjadi titik balik perang.
“Kemungkinan terburuknya, semua yang mereka (Rusia) lakukan adalah menambah penderitaan warga sipil Ukraina, yang mana akan memperteguh ketetapan hati (Ukraina). Dan mereka (Rusia) masih kalah di lapangan,” kata Clarke.
Pada Senin (10/10), Kementerian Pertahanan Rusia mengaku bahwa pihaknya menyasar “pusat komando militer dan fasilitas komunikasi dan infrastruktur energi.” Namun, Kiev menuduh Moskow secara sembrono turut menghantam gedung-gedung sipil.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press