Koalisi Kiri Tengah Italia Akui Kekalahan dalam Pemilu, Aliansi Sayap Kanan akan Memerintah Italia
Kompas dunia | 26 September 2022, 08:51 WIBROMA, KOMPAS.TV - Partai kiri-tengah utama Italia, Partai Demokrat PD, hari Senin pagi, (26/9/2022) mengakui kekalahan dalam pemilihan nasional dan mengatakan akan menjadi kekuatan oposisi terbesar di Parlemen berikutnya.
"Ini adalah malam yang menyedihkan bagi negara ini," kata Debora Serracchiani, seorang anggota parlemen senior PD, mengatakan kepada wartawan dalam komentar resmi pertama partai tentang hasil pengitungan suara pemilu, seperti laporan Bloomberg, Senin, (26/9/2022)
"(Kanan) memiliki mayoritas di Parlemen, tetapi tidak di negara ini."
Hasil sementara menunjukkan aliansi sayap kanan yang dipimpin oleh partai Brothers of Italy pimpinan Giorgia Meloni memenangkan sekitar 43 persen suara dan berada di jalur untuk memiliki kursi mayoritas di Parlemen.
Aliansi Meloni, yang mencakup Liga Matteo Salvini dan Forza Italia yang dipimpin Silvio Berlusconi, memenangkan sekitar 43 persen suara untuk Majelis Tinggi, menurut proyeksi dari RAI, penyiar publik Italia.
Itu akan memberi blok tersebut setidaknya 114 kursi di Senat, di mana 104 suara diperlukan untuk menjadi mayoritas, menempatkannya di jalur untuk menjadi perdana menteri perempuan pertama Italia.
"Ini hasil yang cukup menentukan," kata Geoffrey Yu, ahli strategi senior FX di Bank of New York Mellon di London.
Italia memiliki sejarah ketidakstabilan politik dan perdana menteri berikutnya akan memimpin pemerintahan ke-68 negara itu sejak 1946 dan menghadapi sejumlah tantangan, terutama melonjaknya biaya energi dan meningkatnya hambatan ekonomi.
Baca Juga: Aliansi Sayap Kanan Pimpin Perolehan Suara Pemilu Italia, Giorgia Meloni Calon Kuat PM
Hasil pemungutan suara juga diawasi dengan gugup di ibu kota Eropa dan di pasar keuangan, mengingat keinginan untuk menjaga persatuan dalam berurusan dengan Rusia dan kekhawatiran atas menggunungnya utang Italia yang menakutkan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV/Bloomberg/Straits Times