Penasihat Biden: Kami Tak Terkejut Gelombang Kerusuhan Melanda Iran, Kebijakannya Tak Sesuai HAM
Kompas dunia | 21 September 2022, 19:01 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Pemerintah Amerika Serikat (AS) rupanya tak terkejut dengan gelombang demonstrasi dan kerusuhan yang melanda Iran sepekan belakangan. Per Rabu (21/9/2022), tercatat ada tiga korban tewas terkait demonstrasi yang meluas ke berbagai kota di Iran.
Demonstrasi tersebut dipicu oleh kematian Mahsa Amini, seorang perempuan yang ditangkap polisi moral Iran karena melanggar aturan hijab. Amini tewas dalam tahanan dan diduga mengalami kekerasan oleh polisi.
Penasihat keamanan Gedung Putih, Jake Sullivan menyebut peristiwa kematian Amini itu mengejutkan. Maka dari itu, ia mengaku tak terkejut jika kematiannya menuai respons murka dari massa.
“Ini adalah refreksi dari brutalitas dan represi lengkap suatu rezim yang mana membuat seorang perempuan yang sebatas ingin menggunakan hak dasarnya dapat mati dengan cara seperti ini,” kata Sullivan dalam konferensi pers di Washington, Selasa (20/9) sebagaimana dikutip Associated Press.
Baca Juga: Protes Kematian Mahsa Amini, Perempuan di Iran Bakar Hijab sambil Menari
Sullivan menambahkan, kebijakan seperti kewajiban hijab Iran tidak sesuai dengan Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia.
“Tidak mengejutkan bagi kami melihat orang-orang dari berbagai latar belakang turun ke jalan di Iran dengan penuh semangat untuk itu dan mengatakan ini bukanlah tipe masyarakat yang tempat mereka ingin hidup,” kata Sullivan.
“Itu adalah sesuatu yang akan ditentang Amerika Serikat secara tegas dan garang, sebagaimana yang pernah saya lakukan dan akan saya lakukan lagi sekarang,” lanjutnya.
Kepolisian Iran melaporkan bahwa Mahsa Amini meninggal dunia karena serangan jantung. Namun, kecurigaan masih membayangi karena keluarga korban menyebutnya tidak memiliki riwayat penyakit jantung.
Presiden Iran Ebrahim Raisi sendiri telah berjanji akan menuntaskan kasus kematian Mahsa Amini dan memerintahkan investigasi.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Purwanto
Sumber : Associated Press