Bisakah Charles III Bendung Hasrat Merdeka Skotlandia? Ini Kata Pakar Kerajaan Inggris Raya
Kompas dunia | 13 September 2022, 02:05 WIBLONDON, KOMPAS.TV - Salah satu tantangan yang akan dihadapi Raja Charles III usai dinobatkan sebagai pemimpin monarki Inggris Raya adalah merangkul bangsa Skotlandia. Konstituen Inggris Raya itu sejak lama menyimpan hasrat kemerdekaan sendiri.
Pakar kerajaan Inggris Raya, Pauline Maclaran menyebut kebijakan Charles III untuk merangkul Skotlandia patut dinanti.
Ia berpendapat, walaupun Ratu Elizabeth II dan keluarga kerajaan, termasuk Charles sendiri memiliki ikatan erat dengan Skotlandia, hal tersebut “tidak begitu tercermin pada banyak orang di Skotlandia.”
“Patut dinanti apakah Charles bisa meraih, saya kira, loyalitas (dari Skotlandia) yang sama yang dimiliki ibunya dalam berbagai bentuk, untuk tetap menjauhkan, Anda tahu, (kehendak) Skotlandia untuk memisahkan diri dari Inggris,” kata Maclaran dikutip Associated Press, Minggu (11/9/2022).
Baca Juga: PM Skotlandia Mulai Kampanye Referendum, Bulatkan Tekad Merdeka dari Inggris Raya
Charles sendiri mewarisi takhta ibunya usai Ratu Elizabeth II meninggal dunia pada 8 September silam. Charles dinobatkan raja di London pada 10 September, kemudian diproklamirkan sebagai raja atas konstituen-konstituen Inggris Raya, yakni Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara sehari kemudian.
Menurut Maclaran, usai wafatnya Ratu Elizabeth II, akan ada semacam periode jeda bagi Charles III. Namun, setelah itu, tidak diragukan bahwa tuntutan kemerdekaan Skotlandia akan disuarakan kembali.
Profesor di Universitas Royal Holloway London itu menyebut, dalam pemakaman sang ratu, monarki Inggris Raya membuat gestur yang merangkul Skotlandia.
Salah satunya adalah persemayaman Ratu Elizabeth II di Edinburgh sebelum dimakamkan pada 19 September mendatang.
Akan tetapi, setelah suasana berkabung atas wafatnya Ratu Elizabeth II, yang mana diperkirakan Maclaran akan berlangsung beberapa bulan atau setahun, tantangan kemerdekaan Skotlandia akan hadir di hadapan Charles III.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press