Saat CIA Gunakan Lie Detector Hanya untuk Tingkatkan Kepercayaan Publik
Kompas dunia | 8 September 2022, 11:34 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - John Baesler, profesor sejarah dari Saginaw Valley State University, Amerika Serikat (AS), membikin tulisan tentang lie detector atau alat deteksi kebohongan (poligraf) yang akurasinya diragukan.
Baesler menelaah masalah itu dengan menyitat sejarah penggunaan poligraf di lembaga mata-mata Amerika Serikat (CIA). Berikut tulisan Baesler yang disarikan KOMPAS.TV dari majalah Smith Sonian.
Baca Juga: Kisah Remaja yang Bantu Ukraina Mengintai Tentara Rusia
Mengapa Tes Lie Detector Tidak Dapat Dipercaya?
Badan-badan federal di AS memanfaatkan poligraf pada 1950-an untuk meyakinkan publik bahwa mereka dapat membuka kedok mata-mata.
Salah satu agen CIA yang pernah tertangkap di Rusia, Francis Gary Powers, memiliki pengalaman tes poligraf pertamanya ketika mendaftar sebagai pilot, untuk program U-2 CIA pada Januari 1956.
Dalam sebuah memoar, Powers menggambarkan ia dipanggil ke satu ruangan, lalu dihadapkan pada sejumlah pertanyaan.
"Ada keberatan untuk mengikuti tes pendeteksi kebohongan?"
"Meskipun saya memiliki banyak keberatan, saya tidak menyuarakannya dan akan menggelengkan kepala. Jika ini demi pekerjaan, saya akan melakukannya. Namun, saya tidak menyukainya. Saya tidak pernah merasa benar-benar terekspos, seolah-olah tidak ada privasi apa pun," kata Powers, menjawab pertanyaannya sendiri.
"Jika saat itu seseorang memberi saya petisi yang melarang poligraf selamanya dari muka bumi, saya akan dengan senang hati menandatanganinya," kata Powers.
Ketika agen CIA itu diberi pertanyaan terakhir dan kabel poliograf dilepas, ia bersumpah, tidak akan pernah lagi, bagaimanapun keadaannya, mengalami penghinaan seperti itu terhadap integritas dirinya.
Baca Juga: Angka Risiko Terjadinya Kerusuhan Sipil di Dunia Diprediksi Melonjak, Dipicu Inflasi dan Perang
Kendati Powers tak sepakat dengan tes poliograf, toh akhirnya ia melakoni tes itu lagi, karena CIA dihadapkan dengan masalah kepercayaan publik.
Bencana itu terjadi ketika pesawat yang dinaiki Powers, ditembak jatuh di atas Sverdlovsk (sekarang disebut Yekaterinburg), Rusia, pada 1 Mei 1960.
Pihak berwenang AS mengeluarkan narasi bahwa Powers sedang dalam misi pemantauan cuaca untuk NASA, kemudian tersesat dalam penerbangan hingga masuk ke wilayah Rusia.
Alibi AS langsung ditepis oleh otoritas Rusia, Nikita Khrushchev, yang menunjukkan kepada dunia akan sisa-sisa pesawat, lengkap dengan peralatan mata-mata beserta pilotnya.
Powers secara ajaib selamat, kemudian diadili di Moskow dan dihukum 10 tahun penjara, atas kasus spionase.
Pada Februari 1962, ia kembali ke AS dengan cara pertukaran tahanan. AS melepaskan kolonel KGB Soviet Vilyam Fisher (alias Rudolf Ivanovich Abel) untuk mendapatkan Powers kembali.
Baca Juga: Hukum Perang Internasional: Pantangan Tentara Selama Berperang, Perkosaan Masal hingga Penjarahan
Setiba di AS, Powers dihantui kecurigaan besar dari masyarakat. Ia pahlawan atau pengkhianat?
Penulis : Rofi Ali Majid Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Smithsonianmagz