Jepang Protes ke Rusia Atas Latihan Militer dengan China
Kompas dunia | 6 September 2022, 02:05 WIBTOKYO, KOMPAS.TV — Jepang, pada hari Senin (5/9/2022), memprotes Rusia atas latihan militer multinasional yang dilakukan di pulau-pulau yang dikuasai Rusia yang diklaim oleh Jepang, dan sangat prihatin dengan latihan penembakan oleh kapal perang Rusia dan China di lepas pantai utara Jepang, kata seorang pejabat Jepang seperti dilansir Associated Press, Senin (5/9/2022).
Beijing meningkatkan kerja sama militernya dengan Moskow, dan mengambil bagian dalam latihan multinasional "Vostok-2020" sejak akhir Agustus di sejumlah lokasi di timur jauh Rusia.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengkritik Rusia karena mengadakan latihan di dua dari empat pulau yang disengketakan, yang disebut Jepang sebagai Wilayah Utara, di rantai Kuril di lepas pantai pulau utama paling utara Jepang di Hokkaido.
Tidak jelas apakah China adalah bagian dari latihan di pulau-pulau yang disengketakan.
Dia mengatakan Kementerian Pertahanan Jepang melihat enam kapal perang Rusia dan China menembakkan senapan mesin ke Laut Jepang sekitar 190 kilometer barat Cape Kamui di Hokkaido pada hari Sabtu (3/9/2022).
"Jepang akan terus memantau pergerakan kapal-kapal ini dengan perhatian serius, dan akan mengambil semua tindakan yang mungkin untuk melakukan kegiatan peringatan dan pengawasan di perairan sekitar Jepang," kata Matsuno dalam konferensi pers.
Kementerian Pertahanan Nasional China mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, bahwa China berpartisipasi dalam latihan udara, darat dan laut sebagai bagian dari latihan.
Baca Juga: Jepang Janjikan Bantu Afrika Senilai 30 Miliar Dollar AS untuk Kurangi Dampak Pandemi
Dikatakan tim taktis angkatan laut China melakukan latihan bersama dengan Rusia di Laut Jepang, termasuk yang dirancang untuk menghancurkan ranjau yang hanyut.
Jepang menyuarakan keprihatinan tentang meningkatnya ketegangan di Asia setelah invasi Rusia ke Ukraina, khawatir perang tersebut memperkuat kegiatan militer China yang sudah makin keras di Asia Timur, terutama di sekitar Taiwan, yang diklaim China.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press