Korban Tewas Pertempuran 2 Milisi Libya Capai 32 Orang, PBB Minta Kekerasan Dihentikan
Kompas dunia | 29 Agustus 2022, 10:52 WIBTRIPOLI, KOMPAS.TV - Korban tewas dari pertempuran 2 milisi Libya di Tripoli pada Sabtu (27/8/2022) telah mencapai 32 orang.
PBB pun menyerukan agar agar kekerasan di Libya segera dihentikan.
Kementerian Kesehatan Libya mengungkapkan salah satu dari korban tewas adalah komedian muda negara itu, Mustafa Baraka.
Libya selalu dalam kekacauan setelah pergerakan yang didukung NATO pada 2011, menggulingkan pemimpin negara Kolonel Muammar Khadafi.
Baca Juga: Tragedi Berdarah, Milisi Libya Saling Serang dan Sebabkan 23 Orang Tewas, Ratusan Lainnya Luka-Luka
Meski begitu, negara ini sempat menikmati periode yang relatif tenang selama dua tahun terakhir.
Pada insiden Sabtu, angkatan bersenjata dari pemerintah yang diakui PBB mencoba mendorong milisi yang setia kepada Fathi Bashagha.
Bashagha merupakan sosok yang diakui sebagai perdana menteri oleh parlemen timur dan bersaing untuk menguasai Libya.
Dilaporkan adanya sejumlah tembakan senjata ringan dan ledakan di beberapa wilayah Tripoli, yang merupakan Ibu Kota negara.
Asap hitam juga terlihat membubung di seluruh kota.
Layanan darurat mengatakan sejumlah rumah sakit juga terkena serangan.
Orang-orang juga juga dievakuasi dari daerah sekitar pertempuran.
Namun, pada Minggu (28/8/2022), ketenangan mulai muncul di Tripoli.
PBB pun mengecam keras pertempuran yang terjadi antara kedua milisi tersebut.
Baca Juga: Putin Tambah Pasukan di Ukraina, Inggris Ungkap Tak akan Ada Dampaknya, Rusia Sudah Kalah
“Pertempuran itu termasuk penembakan tanpa pandang bulu di tingkat menangah dan berat di lingkungan berpenduduk sipil,” bunyi pernyataan Misi PBB di Libya dikutip dari BBC.
Mereka pun menyerukan agar gencatan senjata dilakukan, pernyataan yang didukung Duta Besar Amerika Serikat (AS), Richard Norton.
Libya sendiri sebelumnya merupakan salah satu negara dengan standar tinggi di Afrika, dengan biaya kesehatan dan pendidikan yang gratis.
Tapi stabilitas dan kemakmuran itu hancur setelah Khadaffi digulingkan, dan seringnya terjadi pertempuran antara dua faksi sejak 2011.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : BBC