Afrika Terancam Kelaparan, PBB Sebut AS Beli Biji-bijian Ukraina untuk Bantuan Pangan
Kompas dunia | 20 Agustus 2022, 19:13 WIBBULLA HAGAR, KOMPAS.TV — Kepala Program Pangan Dunia WFP PBB mengungkapkan Amerika Serikat (AS) melakukan pembelian 150.000 metrik ton biji-bijian Ukraina dalam beberapa minggu ke depan untuk pengiriman bantuan makanan di wilayah dunia yang kelaparan, seperti laporan Associated Press, Sabtu (20/8/2022).
Biji-bijian Ukraina yang dibeli tersebut akan dikirim dari berbagai pelabuhan Ukraina yang tidak lagi diblokir dalam peperangan dengan Rusia.
David Beasley, Ketua Program Pangan Dunia PBB mengatakan, tujuan akhir pengiriman tersebut belum dipastikan karena diskusi terkait hal itu masih berlanjut.
Tetapi pengiriman yang direncanakan, menurut WFP, akan berjumlah enam kali lipat jumlah biji-bijian yang dikirimkan melalui WFP dari Ukraina menuju wilayah ujung tanduk Afrika yang saat ini menghadapi risiko kelaparan.
Beasley berbicara hari Jumat dari Kenya utara, yang saat ini dilanda kekeringan dan berisiko terancam kelaparan. Dia duduk di bawah pohon berduri di antara perempuan setempat yang mengatakan kepada AP bahwa terakhir kali hujan turun pada tahun 2019.
Wilayah mereka saat ini menghadapi kembali gagalnya musim hujan, sehingga membuat sebagian wilayah, termasuk Somalia, mengalami kelaparan. Tercatat sudah ribuan orang meninggal akibat kelaparan di wilayah tersebut.
Baca Juga: Riset Terbaru Ungkap Skenario jika Perang Nuklir Meletus, Curah Hujan Turun 50 Persen dan Kelaparan
WFP mengatakan, 22 juta orang saat ini dalam risiko kelaparan.
"Saya pikir ada kemungkinan besar kita akan mengumumkan kelaparan dalam beberapa minggu mendatang," kata Beasley.
Dia menyebut situasi yang dihadapi Tanduk Afrika sebagai "badai sempurna di atas badai yang sempurna, tsunami di atas tsunami" ketika wilayah yang rawan kekeringan itu berjuang untuk mengatasi kelaparan di tengah harga makanan dan bahan bakar yang tinggi yang sebagian didorong oleh perang di Ukraina. .
Kapal bantuan pertama yang ditunggu-tunggu dari Ukraina membawa 23.000 metrik ton biji-bijian, cukup untuk memberi makan 1,5 juta orang dengan ransum penuh selama sebulan, kata Beasley.
Gandum itu diperkirakan akan berlabuh di Djibouti pada 26 atau 27 Agustus, dan gandum itu seharusnya dikirim melalui darat ke Ethiopia utara, di mana jutaan orang di wilayah Tigray, Afar dan Amhara tidak hanya menghadapi kekeringan tetapi juga konflik mematikan.
Ukraina adalah sumber dari setengah gandum yang dibeli WFP tahun lalu untuk memberi makan 130 juta orang yang kelaparan.
Rusia dan Ukraina menandatangani perjanjian dengan PBB dan pemerintah Turki bulan lalu untuk memungkinkan ekspor gandum Ukraina untuk pertama kalinya sejak invasi Rusia pada Februari.
Baca Juga: Pria Tua Sengaja Curi Sabun Biar Dipenjara, Alasannya Bikin Terharu: agar Tak Kelaparan di Jalan
Tetapi lambatnya pembukaan kembali pelabuhan-pelabuhan Ukraina, termasuk pelannya pergerakan kapal kargo melintasi Laut Hitam yang penuh ranjau laut Ukraina tidak akan menyelesaikan krisis keamanan pangan global, kata Beasley.
Dia memperingatkan negara-negara kaya harus berbuat lebih banyak untuk menjaga agar gandum dan bantuan lain mengalir ke bagian-bagian paling lapar di dunia, dan dia menyebutkan nama-nama.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/Associated Press