> >

Menlu AS Blinken Beri Nasihat kepada China: Jangan Sandera Kekhawatiran Dunia

Kompas dunia | 6 Agustus 2022, 19:06 WIB
Menteri Luar Negeri Antony Blinken berbicara selama konferensi pers virtual bersama dengan Menteri Luar Negeri Filipina Enrique Manalo di Peninsula Hotel di Manila, Filipina, Sabtu, 6 Agustus 2022. (Sumber: AP Photo/Andrew Harnik, Pool)

MANILA, KOMPAS.TV Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken, Sabtu (5/8/2022), mengatakan China seharusnya tidak menyandera masalah global penting seperti krisis iklim, setelah Beijing memutuskan kontak dengan Washington sebagai pembalasan atas kunjungan Ketua Kongres AS Nancy Pelosi ke Taiwan minggu ini.

Blinken berbicara dalam konferensi pers daring dengan mitranya dari Filipina di Manila setelah bertemu dengan Presiden baru terpilih Ferdinand Marcos Jr. dan pejabat tinggi lainnya, ketika hubungan antara Washington dan Beijing merosot ke tingkat terburuk dalam beberapa tahun.

Perjalanan Pelosi ke pulau yang diperintah sendiri itu membuat marah China, yang mengeklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri untuk dianeksasi secara paksa jika perlu.

Pada Kamis (4/8), China langsung melaksanakan latihan militer di lepas pantai Taiwan. Sehari setelahnya pada Jumat (5/8), China memutuskan kontak dengan AS terkait masalah-masalah vital, termasuk masalah militer dan kerja sama iklim yang penting, sebagai hukuman terhadap kunjungan Pelosi.

"Kita tidak boleh menyandera kerja sama dalam hal-hal yang menjadi perhatian global karena perbedaan antara kedua negara kita," kata Blinken seperti dilansir Associated Press, Sabtu (6/8).

"Yang lain mengharapkan kita untuk terus bekerja pada isu-isu yang penting bagi kehidupan dan mata pencaharian mereka serta kita sendiri," kata Biden

Dia mengutip kerja sama tentang perubahan iklim sebagai bidang utama di mana China menutup kontak yang "tidak menghukum AS, namun itu menghukum dunia."

Baca Juga: Taiwan Meminta Indonesia Ikut Mengutuk Tindakan Militer China, Disebut Mengancam Stabilitas Regional

Menlu AS Antony Blinken bertemu presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. atau Bongbong pada 6 Agustus 2022. (Sumber: AP Photo/Andrew Harnik, Pool)

"Emisi karbon terbesar di dunia sekarang menolak untuk terlibat dalam memerangi krisis iklim," kata Blinken. 

Ia menambahkan bahwa penembakan rudal balistik China yang mendarat di perairan sekitar Taiwan adalah tindakan yang berbahaya, dan situasi menjadi tidak stabil.

"Apa yang terjadi pada Selat Taiwan memengaruhi seluruh wilayah. Dalam banyak hal, hal itu mempengaruhi seluruh dunia karena Selat, seperti Laut Cina Selatan, adalah jalur air yang kritis," katanya, mencatat hampir setengah armada peti kemas global dan hampir 90 persen kapal terbesar di dunia transit melalui jalur tersebut tahun ini.

China menutup "saluran militer-ke-militer, yang penting untuk menghindari miskomunikasi dan menghindari krisis, tetapi juga kerja sama dalam kejahatan transnasional dan kontra-narkotika, yang membantu menjaga orang-orang di AS, China, dan sekitarnya menjadi aman," katanya.

Terlepas dari tindakan China, Blinken mengatakan dia memberi tahu timpalannya dari China Wang Yi pada hari Jumat di Kamboja, di mana mereka menghadiri pertemuan tahunan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara ASEAN, bahwa AS tidak ingin meningkatkan situasi.

"Kami berusaha untuk mengurangi ketegangan itu dan kami pikir dialog adalah elemen yang sangat penting dari itu," katanya, seraya menambahkan AS akan "menjaga saluran komunikasi kami dengan China tetap terbuka dengan maksud untuk menghindari eskalasi kesalahpahaman atau miskomunikasi."

Blinken adalah pejabat Amerika berpangkat tertinggi yang mengunjungi Filipina sejak Marcos Jr menjabat pada 30 Juni menyusul kemenangan telaknya dalam pemilu.

Baca Juga: Taiwan Meminta Indonesia Ikut Mengutuk Tindakan Militer China, Disebut Mengancam Stabilitas Regional

Perdana Menteri Taiwan, Su Tseng-Chang mengutuk latihan militer China dan menyebutnya sebagai tetangga iblis. (Sumber: AP Photo/Chiang Ying-ying, File)

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU