> >

Ketua DPR AS Kunjungi Taipei, Indonesia Minta Semua Pihak Tahan Diri, Akui Taiwan Bagian China

Kompas dunia | 3 Agustus 2022, 19:52 WIB
Ilustrasi. Pasukan penerjun payung Amerika Serikat (AS) beraksi dalam latihan militer gabungan Indonesia-AS di Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan yang digelar di tengah eskalasi situasi China-Taiwan, Rabu (3/8/2022). Pada Rabu (3/8/2022), juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah meminta semua pihak meredakan ketegangan sehubungan kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan. (Sumber: Associated Press)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah Indonesia meminta semua pihak meredakan ketegangan sehubungan kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan pada Selasa (2/8/2022) hingga Rabu (3/8). 

Kunjungan tersebut memicu eskalasi ketegangan di Selat Taiwan. China langsung mengumumkan operasi militer dan menggelar latihan militer di enam zona sekitar Taiwan setelah Pelosi menginjakkan kaki ke Taipei.

Beijing berang dengan tindakan Washington yang dianggap mencampuri urusan dalam negeri China. Pemerintahan Xi Jinping mengkhawatirkan kunjungan pejabat tinggi AS dapat mendorong Taiwan untuk meresmikan kemerdekaan de facto yang mereka miliki.

Menanggapi eskalasi di sekitar kunjungan Pelosi ke Taiwan, juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah meminta para pihak melakukan langkah nyata untuk menjaga stabilitas.

“Dunia memerlukan kearifan dan tanggung jawab para pemimpin dunia agar perdamaian dan stabilitas dapat terjaga,” kata Teuku Faizasyah dalam keterangan tertulis yang diterima Antara, Rabu (3/8).

Baca Juga: Indonesia dan AS Gelar Latihan Militer Gabungan di Tengah Eskalasi China-Taiwan

Faizasyah menambahkan, Indonesia prihatin atas semakin tajamnya rivalitas antara kekuatan besar dunia. Dalam kasus kunjungan Pelosi, rivalitas tersebut antara AS dan China.

“Jika tidak dikelola dengan baik, rivalitas tersebut dapat menciptakan potensi konflik terbuka dan mengganggu stabilitas dan perdamaian yang ada, termasuk di Selat Taiwan,” katanya.

Lebih lanjut, Faizasyah menegaskan pemerintah RI tetap menganggap Taiwan sebagai bagian China seturut prinsip Satu China.

Prinsip itu menjadi dasar Beijing mengklaim Taiwan yang memiliki nama resmi Republik China. Melalui prinsip Satu China, Beijing hanya mengakui Republik Rakyat China sebagai satu-satunya negara yang berhak menyandang nama China.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU