Ghana Konfirmasi 2 Kasus Marburg, Virus Mirip Ebola yang Mematikan, Belum Ada Vaksinnya
Kompas dunia | 19 Juli 2022, 04:00 WIBACCRA, KOMPAS.TV - Otoritas kesehatan Ghana mengonfirmasi dua kasus positif virus Marburg pada Senin (18/7/2022). Ini adalah pertama kalinya penyakit yang mirip Ebola itu ditemukan di negara Afrika barat tersebut.
Konfirmasi virus Marburg berasal dari sampel darah yang diambil awal Juli lalu. Kedua kasus berasal dari daerah Ashanti, selatan Ghana.
Sampel tersebut kemudian dikirim ke Institut Pasteur di Senegal untuk diteliti. Pihak institut lalu mengonfirmasi diagnosis virus Marburg dan mengabarkannya kepada Ghana.
“Ini adalah kali pertama Ghana mengonfirmasi penyakit virus Marburg,” kata Kepala Dinas Kesehatan Ghana Patrick Kuma-Aboagye dikutip The Guardian.
Virus Marburg sendiri dilaporkan hampir semematikan Ebola. Per 2022, tidak ada perawatan atau vaksin yang tersedia untuk virus ini.
Gejala infeksi virus Marburg antara lain adalah demam tinggi dan pendarahan dalam serta luar tubuh.
Baca Juga: WHO Nyatakan Wabah Ebola di Guinea Afrika Barat Berakhir
Menindaklanjuti temuan ini, otoritas Ghana kemudian mengarantina 98 orang yang teridentifikasi sebagai kasus kontak.
Sementara itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) segera menanggapi kabar penyebaran wabah virus Marburg di Ghana. WHO mengapresiasi Accra atas tindakan cepatnya.
“Otoritas kesehatan (Ghana) telah merespons dengan cepat, segera mulai mempersiapkan antisipasi wabah,” kata direktur regional WHO untuk Afrika, dr. Matshidiso Moeti.
“Ini bagus, karena tanpa tindakan menentukan dan segera, Marburg dapat menjadi tak terkendali dengan mudah. WHO di lapangan mendukung otoritas medis dan sekarang suatu wabah (Marburg di Ghana) telah dideklarasikan, kami telah mengumpulkan lebih banyak sumber daya untuk meresponsnya,” lanjut Moeti.
Selain Ghana, negara yang diterpa penyebaran Marburg belakangan ini adalah Guinea. Penyebaran Marburg di Guinea dinyatakan berakhir pada September 2021.
Sebelumnya, menurut WHO, penyebaran wabah dan kasus-kasus sporadis Marburg di Afrika dilaporkan terjadi di Angola, Republik Demokratik Kongo, Kenya, Afrika Selatan, dan Uganda.
Virus Marburg sendiri dilaporkan bisa menyebar melalui binatang yang terinfeksi, termasuk kelelawar.
Penyakit akibat virus tersebut langsung menimbulkan gejala ke penderita. Gejala awal umumnya adalah demam tinggi dan sakit kepala yang parah.
Menurut WHO, tingkat kematian akibat virus Marburg merentang dari 24 persen hingga 88 persen, tergantung galur (strain) virus dan pengendalian wabah di wilayah bersangkutan.
Baca Juga: WHO Dalami Temuan Virus Cacar Monyet dalam Cairan Sperma
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : The Guardian