Inggris Gempar 38 Menteri Mundur, tapi PM Inggris Boris Johnson Ngotot Bertahan
Kompas dunia | 7 Juli 2022, 10:42 WIBLONDON, KOMPAS.TV - Inggris gempar setelah 38 menteri dan pembantunya di kabinet Perdana Menteri Boris Johnson, mundur dalam 24 jam terakhir.
Gelombang pengunduran diri itu muncul sebagai respons dari sejumlah skandal yang menyelimuti Johnson.
Salah satunya adalah terkait skandal penunjukan seseorang yang terkena kasus pelecehan seksual di posisi penting dalam pemerintahannya.
Johnson sendiri meminta maaf atas penunjukan tersebut dan menegaskan dirinya tak tahu dengan tuduhan terhadap orang tersebut.
Baca Juga: Intel Amerika dan Inggris Khawatir Spionase China, Ancaman Terbesar bagi Barat
Pengunduran diri itu kian disorot setelah dua sosok penting di kabinet, Menteri Keuangan Rishi Sunak dan Menteri Kesehatan Sajid Javid, mengundurkan diri pada Selasa (5/7/2022).
Sunak menegaskan bahwa pemerintahan seharusnya dijalankan dengan tepat, kompeten dan secara serius.
Sedangkan Javid mundur sebagai bentuk protes atas kepemimpinan Johnson yang diliputi kontroversi dan skandal.
Dikutip dari CNBC sejumlah menteri yang bertahan pun meminta agar Johnson mundur dari posisinya sebagai PM Inggris.
Salah satu yang dikabarkan telah meminta hal itu kepada Johnson adalah Menteri Dalam Negeri, Priti Patel, yang selama ini dikenal sebagai sekutu Johnson.
Namun, pada Rabu (6/7/2022), Johnson ngotot untuk bertahan sebagai pemimpin pemerintahan Inggris tersebut.
Kantor Perdana Menteri Inggris melaporkan bahwa Johnson tak akan mengubah pendiriannya, dan tak berniat mengundurkan diri.
Baca Juga: Rusia Mengamuk Gegara PM Inggris Mengandaikan Putin sebagai Perempuan
Sebelumnya, saat berbicara dengan House of Commons, Johnson mengungkapkan ia mendapatkan mandat kolosal dari pemilih Inggris pada 2019.
Pada kesempatan itu ia menambahkan dirinya bersumpah untuk terus bergerak maju.
Sejumlah menteri pun dikabarkan tetap membela Johnson, dan mengungkapkan kesetiaan kepadanya.
Beberapa di antaranya adalah Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Kehakiman Inggris, Dominic Raab, serta Menteri Luar Negeri, Liz Truss.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : CNBC