Pertemuan Menlu G20 Berpeluang Memperparah Perselisihan Perang Rusia-Ukraina, Kenapa?
Krisis rusia ukraina | 7 Juli 2022, 05:35 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Jajaran menteri luar negeri dari negara-negara G20 akan bertemu di Bali pada Kamis (7/7/2022) hingga Jumat (8/7). Salah satu isu yang akan mereka bahas adalah perang Rusia-Ukraina dan dampaknya pada kemanan pangan dan pasokan energi global.
Akan tetapi, alih-alih menjembatani persatuan, menurut penulis diplomatik Associated Press, Matthew Lee, pertemuan ini justru berpeluang memperparah perselisihan tentang perang Rusia-Ukraina.
Tiga sosok yang diyakini akan berperan penting mengenai isu tersebut adalah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi. Mereka akan bertemu di sebuah resort di Bali yang juga menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada November mendatang.
Dalam pertemuan ini, Blinken diyakini akan menemui situasi-situasi sulit.
Pasalnya, tidak seperti pertemuan-pertemuan dengan sekutu Barat, di G20, Blinken akan menemui diplomat-diplomat dari negara yang hati-hati dengan pendekatan AS atas perang Rusia-Ukraina.
Baca Juga: Menlu AS akan Bertemu Menlu China di Sela Acara G20, Tidak Ada Pertemuan Formal dengan Rusia
Washington sendiri mengaku Blinken dan Lavrov tidak ada rencana bertemu tatap mata selama di Bali. Ini merupakan pertemuan pertama Blinken dan Lavrov sejak Januari silam, sebulan sebelum Rusia meluncurkan invasi.
Kementerian Luar Negeri AS telah mengonfirmasi bahwa Blinken akan menggelar pertemuan dengan Wang. Pertemuan ini digelar di tengah tegangnya hubungan Washington-Beijing.
Selain itu, Blinken juga akan bertemu dengan kolega dari negara yang tidak sepakat dengan sikap Barat atas invasi Rusia. Salah satu negara itu adalah India yang meningkatkan pembelian minyak Rusia di tengah upaya AS dan sekutu menyumbat sumber pendapatan Rusia.
Sementara itu, mengenai Lavrov, Washington menyebut tidak akan ada pertemuan formal. Salah satu alasannya adalah AS belum melihat ada “keseriusan” diplomasi dari Rusia.
“Kami ingin melihat orang Rusia serius tentang diplomasi. Kami belum melihatnya saat ini,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price.
“Kami ingin Rusia memberi kami alasan untuk melakoni pertemuan bilateral dengan mereka, dengan Menteri Luar Negeri Lavrov, tetapi apa yang muncul dari Moskow adalah lebih banyak brutalitas dan agresi terhadap rakyat dan negara Ukraina,” lanjutnya.
Baca Juga: Meski Diterpa Sanksi Barat, Rusia Tangguk Pendapatan Fantastis dari Ekspor Energi ke China dan India
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Associated Press