Soal Efektivitas Misi Damai Jokowi ke Ukraina dan Rusia, Pengamat: Ini Diplomasi Jangka Panjang
Krisis rusia ukraina | 4 Juli 2022, 20:21 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Ukraina dan Rusia disorot berbagai pihak usai muncul pernyataan yang berlainan dari pihak Kiev dan Moskow mengenai pesan yang disampaikan Jokowi.
Jokowi sendiri mengaku hendak menjadi “jembatan komunikasi” antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin saat menemui kedua kepala negara tersebut pada akhir Juni lalu.
Usai menemui Putin di Moskow, Kamis (30/6/2022), Jokowi mengaku telah menyampaikan “pesan” yang dititipkan Zelenskyy.
Akan tetapi, sekretaris pers Kantor Kepresidenan Ukraina, Sergiy Nikiforov, kemudian membantah dengan menyatakan bahwa Zelenskyy selalu menyampaikan sendiri pesan kepada Putin melalui pidato publiknya.
Di lain pihak, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, membenarkan bahwa Jokowi menyampaikan pesan titipan Zelenskyy kepada Putin, tetapi bukan berupa pesan tertulis.
Pernyataan berlainan dari Kiev dan Moskow itu menimbulkan pro-kontra tersendiri di Indonesia. Sebagian kalangan mempertanyakan efektivitas lawatan misi damai Jokowi ke Ukraina dan Rusia.
Baca Juga: Rusia Makin Sengit Serang Ukraina Pasca Kunjungan Jokowi? Ini Kata Pengamat!
Menanggapi hal tersebut, pengamat hukum dan militer Rusia, Raymond Sihombing, menyatakan bahwa lawatan Jokowi tidak akan menerakan efek langsung.
Pasalnya, apa yang dilakukan Jokowi menurutnya adalah diplomasi jangka panjang.
"Kita tidak bisa bilang bahwa begitu Presiden Jokowi pulang dari Moskow, langsung damai. Tetapi setidaknya dari beberapa media, di sini yang saya catat ada RIA Novosti, TASS, Interfax, Kommersant, dan juga RBK yang swasta dan beberapa yang pro-Ukraina itu mencatat positif kedatangan Presiden Jokowi,” kata Raymond dalam program Kompas Petang Kompas TV, Senin (4/7/2022).
Raymond menyebut, dengan kunjungan Jokowi, Indonesia sudah menunjukkan netralitas dalam menyikapi perang Rusia-Ukraina.
Bahkan, ia mengeklaim kunjungan itu sebagai dukungan terhadap Moskow yang berupaya menghapus “unipolarism” sekaligus peringatan agar Rusia segera menghentikan perang.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV