G7 akan Membentuk Klub Negara-Negara untuk Mengatasi Krisis Iklim
Kompas dunia | 29 Juni 2022, 09:13 WIBBERLIN, KOMPAS.TV — Anggota Kelompok G7 berjanji untuk membuat "klub iklim" baru bagi negara-negara yang ingin mengambil tindakan lebih ambisius untuk mengatasi pemanasan global, Selasa (28/6/2022).
Gagasan tersebut, yang diperjuangkan oleh tuan rumah KTT G7 Kanselir Jerman Olaf Scholz, akan mengajak negara-negara yang bergabung dengan klub tersebut untuk menyetujui langkah-langkah yang lebih keras untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Negara-negara yang merupakan bagian dari klub akan mencoba untuk memastikan langkah-langkah nasional mereka transparan dan sebanding, menghindari kebutuhan anggota untuk mengenakan tarif terkait iklim pada impor satu sama lain.
Baca Juga: Jokowi: Pemerintah Kerja Konkret Perbaiki Lingkungan sebagai Komitmen Hadapi Perubahan Iklim
Seperti dikutip dari The Associated Press, Uni Eropa telah menggembar-gemborkan tarif seperti itu sebagai cara untuk mencegah perusahaan yang mengurangi emisi diremehkan oleh pesaing mereka dari negara lain yang tidak harus mematuhi aturan lingkungan yang ketat.
Berbicara di akhir pertemuan selama tiga hari, Scholz mengatakan tujuannya adalah untuk memastikan bahwa melindungi iklim adalah keunggulan kompetitif, bukan kerugian.
G7 mengatakan bahwa klub baru itu akan inklusif dan terbuka untuk negara-negara yang berkomitmen untuk sepenuhnya mengimplementasikan kesepakatan iklim Paris 2015. Namun ide tersebut kemungkinan tidak akan disukai oleh China.
Beijing telah menjelaskan bahwa mereka sangat menentang tarif terkait iklim dan telah mencoba untuk menggalang dukungan terhadap gagasan dari negara-negara berkembang lainnya.
Baca Juga: Penguatan Kerja Sama Pemulihan Pandemi Hingga Tanggulangi Perubahan Iklim, Inilah Hasil KTT ASEAN-AS
Scholz mengatakan rincian lebih lanjut tentang klub iklim ini rencananya akan diselesaikan tahun ini.
G7 juga memperjelas dukungan berkelanjutan mereka untuk upaya membatasi pemanasan global pada 1,5 Celcius abad ini dibandingkan dengan masa pra-industri, menguraikan berbagai langkah yang akan mereka ambil untuk mengekang emisi mereka sendiri dan membantu negara-negara miskin melakukan hal yang sama.
Juru kampanye lingkungan, ilmuwan dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah mendesak negara-negara kaya dan maju untuk mengakhiri semua pembiayaan publik untuk proyek bahan bakar fosil. Mereka mengatakan bahwa upaya ini dapat mengunci peningkatan emisi karbon hanya dalam beberapa tahun.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Iman-Firdaus
Sumber : The Associated Press