China Balik Tuding Amerika Serikat Biang Kerok Jebakan Utang Negara Miskin dan Berkembang
Kompas dunia | 28 Juni 2022, 04:05 WIBBEIJING, KOMPAS.TV - China membantah penyataan Amerika Serikat bahwa Inisiatif Sabuk dan Jalan atau Belt and Road Initiative merupakan jebakan utang. Sebaliknya China menuduh AS yang justru memperburuk beban utang negara-negara berkembang
"Amerika Serikat adalah pencipta sebenarnya dari jebakan utang," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, dilansir Straits Times, Senin (27/6/2022).
Zhao justru menyalahkan AS yang mengeluarkan kebijakan moneter ekspansif, inovasi keuangan tanpa regulasi, dan praktik short-selling yang berbahaya. Hal-hal tersebut malah memperburuk utang negara-negara miskin dan berkembang.
Tak satu pun dari negara mitra China di bawah program pembangunan infrastruktur tanda tangannya telah mendukung klaim perangkap utang, kata Zhao.
Para pemimpin Kelompok Tujuh (G7) yang dipimpin oleh Presiden AS Joe Biden, pada hari Minggu, berjanji mengumpulkan USD600 miliar untuk mendanai proyek-proyek infrastruktur di negara-negara miskin sebagai balasan terhadap BRI ambisius Presiden Xi Jinping.
Alternatif untuk BRI China ini akan membantu negara-negara "melihat manfaat nyata dari bermitra dengan demokrasi", kata Biden.
Laporan media mengutip pejabat AS yang mengatakan bahwa inisiatif terbaru, yang terdiri dari investasi negara dan swasta, akan membantu negara-negara berkembang tumbuh pada kecepatan yang berkelanjutan daripada dibebani oleh pinjaman China.
China sering dituduh terlibat dalam "diplomasi jebakan utang" di bawah BRI untuk mendapatkan pengaruh atas negara-negara miskin.
Baca Juga: Saingi Jalur Sutra Modern China, G7 Akan Kucurkan Dana 600 Miliar Dollar AS
Dia mengutip proyeksi Bank Dunia yang menunjukkan jika semua proyek transportasi di bawah BRI dilaksanakan, mereka dapat mencapai 1,3 persen dari PDB global pada tahun 2030, yang sebagian besar akan diberikan kepada negara-negara mitra.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Straits Times