Pengadilan Belanda Hukum Gembong Mafia Belanda Si Hidung Besar Willem Holleeder Penjara Seumur Hidup
Kompas dunia | 24 Juni 2022, 20:23 WIBBRUSSELS, KOMPAS.TV — Pengadilan banding Belanda hari Jumat (24/6/2022) menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada gembong mafia terkenal di Belanda, Willem Holleeder, seorang penjahat karier yang dijuluki "The Nose" karena dianggap terbukti memerintahkan serangkaian pembunuhan di dunia underground.
Associated Press melaporkan, Willem Holleeder, 64 tahun, akan menghabiskan sisa hidupnya di balik jeruji besi menjalani hukuman maksimum yang mungkin, setelah putusan pengadilan banding Amsterdam. Putusan itu menguatkan putusan pengadilan yang lebih rendah sebelumnya, pun putusan seumur hidup sejak 2019.
Holleeder menjadi terkenal di Belanda karena perannya dalam penculikan raja bir Freddy Heineken tahun 1983, sebuah kejahatan yang kemudian diubah menjadi film yang dibintangi oleh Rutger Hauer.
Pengadilan banding menghukum Holleeder atas kejahatan termasuk memerintahkan lima pembunuhan antara tahun 2002-2006. Kejahatan itu termasuk penembakan tahun 2003 terhadap salah satu kaki tangannya dalam penculikan Heineken, Cor van Hout.
Saksi yang memberatkan Holleeder termasuk dua saudara perempuannya sendiri, Sonja dan Astrid Holleeder.
Pengacara Holleeder mendesak pembebasan, mengatakan tidak ada bukti langsung yang mengikat dia untuk kejahatan yang dituduhkan.
Baca Juga: Mafia AS Pernah Dapat Medali Penghargaan Tertinggi untuk Sipil, Medal of Freedom, dan Kini Dilelang
Para hakim "mempertimbangkan cara yang dingin dan tidak bermoral di mana Holleeder, bersama dengan orang lain dalam organisasi kriminal, memutuskan hidup dan mati," kata pengadilan banding dalam sebuah pernyataan.
"Pilihannya dimotivasi oleh uang atau untuk mencegah orang lain membalas dendam atau berbicara dengan polisi," kata dokumen pengadilan.
Dalam adegan-adegan yang mengingatkan pada film-film mafia Hollywood The Godfather dan Goodfellas, dia memerintahkan pembunuhan Cor van Hout, mantan teman dan rekan kejahatannya dalam penculikan Heineken.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press