Diwawancarai Media Jerman, Sekjen NATO Sebut Perang Rusia-Ukraina Bisa Berlangsung Bertahun-Tahun
Krisis rusia ukraina | 19 Juni 2022, 12:41 WIBBERLIN, KOMPAS.TV - Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg memperkirakan bahwa penyelesaian perang Rusia-Ukraina bisa memakan waktu bertahun-tahun. Hal tersebut disampaikan Stoltenberg dalam wawancara dengan media Jerman, Bild am Sonntag yang dirilis pada Minggu (19/6/2022).
Eks perdana menteri Norwegia itu menyebut tidak ada pihak yang bisa memprediksi akhir perang saat ini.
“Tidak ada yang tahu (akhir perang). Kami mesti bersiap menghadapi fakta bahwa itu bisa berlangsung selama bertahun-tahun. Kami tidak boleh berhenti mendukung Ukraina. Bahkan jika tebusannya tinggi,” kata Stoltenber kepada Bild via TASS.
Perkiraan senada sebelumnya juga disampaikan Perdana Menteri Inggris Raya Boris Johnson. Dalam artikelnya untuk The Sunday Times, Sabtu (18/6) lalu, Johnson menyebut ada kemungkinan perang Ukraina bisa berlaru-larut hingga bertahun-tahun.
Baca Juga: Ancaman Putin ke NATO Kian Nyata, Kapal Perang Rusia Dua Kali Langgar Wilayah Perairan Denmark
Pasukan Rusia dan Ukraina saat ini tengah terlibat pertempuran sengit memperebutkan Donbass, kawasan yang menjadi jantung industri Ukraina di sisi timur.
Kawasan Donbass terdiri dari Oblast (daerah setingkat provinsi) Donetsk dan Luhansk, dua daerah yang diklaim separatis pro-Rusia sejak 2014.
Salah satu titik terpanas pertempuran saat ini adalah Sievierodonetsk, kota besar terakhir di Luhansk yang masih dikuasai Ukraina. Per 14 Juni, pasukan Rusia dan separatis disebut telah menguasai sebagian besar kota dan memutus setiap jalur keluar.
Pada Minggu (19/6), Rusia diklaim menambah jumlah pasukan untuk segera merebut Sievierodonetsk. Gubernur Luhansk versi Ukraina, Sergiy Haidai menyebut Rusia tengah mengerahkan tentar cadangan berjumlah besar ke sana.
“Hari ini, besok, atau hari setelah besok, mereka (Rusia) akan menerjunkan seluruh (tentara) cadangan yang mereka punya, karena telah ada banyak di antara mereka (tentara cadangan), mereka adalah massa yang krusial,” kata Haidai dikutip The Guardian.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV