Dua Prajurit Inggris Dihukum Mati, Rusia Serahkan kepada Republik Rakyat Donetsk
Krisis rusia ukraina | 18 Juni 2022, 05:55 WIB
MOSKOW, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov mengatakan tak peduli dengan pandangan Barat terkait hukuman mati yang dijatuhkan kepada dua prajurit Inggris yang bertempur di Ukraina dan dinyatakan sebagai tentara bayaran.
Hal itu disampaikan kepada wartawan BBC, Steve Rosenberg, dalam wawancara di sela-sela Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg, Jumat (17/6/2022).
"Di mata Barat, Rusia bertanggung jawab atas nasib orang-orang ini," ujar Rosenberg mengawali wawancara, tetapi langsung dipotong oleh Lavrov.
"Saya sama sekali tidak tertarik pada pandangan Barat. Saya hanya tertarik pada hukum internasional, tentara bayaran bukanlah kombatan. Jadi apa yang ada di hadapan Anda bukan masalah," ucap Lavrov.
Menlu Rusia itu lantas mengatakan masalah ini adalah kewenangan Republik Rakyat Donetsk (DPR), yang telah diakui Moskow sebagai negara merdeka dan sekutu.
Baca Juga: Kisah Anak-Anak Yaman yang Direkrut Pemberontak Houthi untuk Perang, Dikerahkan ke Garda Terdepan
Ketika Rosenberg memprotes bahwa kedua pria itu bukan tentara bayaran, melainkan bertugas di militer Ukraina, Lavrov menyatakan bahwa pihak pengadilan lebih berhak menentukan kebenarannya.
Seperti diketahui, dua warga negara Inggris, Shaun Pinner dan Aiden Aslin, masuk dalam daftar tiga prajurit asing yang dinyatakan bersalah sebagai tentara bayaran oleh Mahkamah Agung Donetsk pekan lalu.
Keduanya dijatuhi hukuman mati, bersama Saadun Ibrahim yang tercatat berpaspor Maroko.
Penulis : Rofi Ali Majid Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : RT