> >

Xi Jinping dan Putin Bertelepon Ulang Tahun, Informasi Publik yang Muncul Saling Berbeda

Krisis rusia ukraina | 17 Juni 2022, 05:25 WIB
Ilustrasi. Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin saling bertelepon, namun media barat memberitakan bahwa media resmi China dan Rusia mengabarkan hasil yang berbeda. (Sumber: Alexander Zemlianichenko/AP Pool)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia dan China memberikan penjelasan berbeda tentang panggilan telepon ucapan ulang tahun Presiden Xi Jinping dengan Presiden Vladimir Putin, karena kedua belah pihak berusaha untuk memperkuat persepsi tentang hubungan mereka setelah perang Moskow di Ukraina.

Pernyataan Kremlin mengatakan kedua pria itu, keduanya berusia 69 tahun, membahas peningkatan kerja sama ekonomi, perdagangan, dan hubungan teknis militer antara China dan Rusia pada hari Rabu (15/6/2022) lalu.

Versi Moskow juga menyiratkan bahwa pemimpin China mendukung pembenaran Putin untuk menginvasi Ukraina, dengan mengatakan Xi mencatat "legitimasi tindakan Rusia dalam melindungi kepentingan nasional fundamentalnya dalam menghadapi tantangan keamanan yang diciptakan oleh kekuatan eksternal".

Sebaliknya, penyiar CCTV negara China mengatakan, Xi "secara aktif mempromosikan perdamaian dunia dan stabilitas tatanan ekonomi global" selama panggilan tersebut.

Dia mendorong semua pihak untuk menemukan "penyelesaian yang tepat untuk krisis Ukraina dengan cara yang bertanggung jawab", tambah laporan itu, tanpa menyebutkan hubungan militer atau peningkatan hubungan perdagangan.

Alexander Gabuev, seorang rekan senior dan ketua Rusia dalam Program Asia-Pasifik di Carnegie Moscow Centre, mengatakan pernyataan Kremlin ditujukan untuk audiens domestik.

Baca Juga: China Tunjukkan Dukungan ke Rusia, AS Langsung Ledek Sikap Beijing

Putin memberi peringatan yang bikin bergidik kepada Barat, Rusia akan serang target baru jika Amerika Serikat memasok Ukraina dengan roket jarak jauh (Sumber: Straits Times)

Putin mencoba memproyeksikan kekuatan di dalam negeri, setelah dipaksa untuk mempersempit tujuan perangnya ke timur karena kegagalannya merebut Kiev dan kota-kota penting lainnya dengan cepat.

Versi China, kata Gabuev, jelas lebih memerhatikan Barat, di mana respons perangnya berada di bawah pengawasan ketat.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden memperingatkan China pada bulan Maret lalu tentang "implikasi dan konsekuensi" jika Beijing mendukung Moskow atas invasi tersebut, baik dengan memberikan dukungan militer atau membantunya menghindari sanksi ekonomi besar-besaran yang dijatuhkan oleh AS, Uni Eropa, dan lainnya.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Straits Times


TERBARU