Kisah Pemuda Magelang Haji dengan Sepeda, Jadi Sorotan Media Arab, Tempuh 5.000 KM sampai Makkah
Kompas dunia | 14 Juni 2022, 10:16 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Sosok Fauzan, pemuda asal Magelang, Jawa Tengah, menjadi pemberitaan media Arab karena ia sampai ke Makkah dengan cara gowes sepeda, setelah menempuh sekitar 5.000 Kilometer perjalanan dari Magelang, Indonesia, sampai ke Makkah, Arab Saudi.
Saudi Gazette, misalnya, menurunkan laporan tentang perjalanan Fauzan yang disebutnya sebagai perjalanan spiritual, perjalanan yang melawan ketidakmungkinan.
Fauzan sendiri bersepeda selama hampir 5.000 kilometer, dari Indonesia ke Arab Saudi, memakan waktu lebih dari tujuh setengah bulan.
Fauzan berangkat dari Magelang, Jawa Tengah, pada 4 November 2021 lalu dan sampai di Makkah pekan lalu.
“Niat saya adalah untuk haji dan mengunjungi Tiga Masjid Suci dalam Islam – Masjidil Haram di Mekkah, Masjid Nabawi di Madinah dan Masjid Aqsha di Yerusalem. Setelah menunaikan haji, saya berencana melanjutkan perjalanan bersepeda ke Palestina untuk mengunjungi Masjidil Aqsha dan juga mengunjungi negara-negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC) lainnya,” katanya dilansir dari Saudi Gazette, Selasa (14/6/2022).
Dalam wawancara dengan Saudi Gazette itu, Fauzan mengatakan bahwa berziarah ke tanah suci dengan sepeda adalah contoh terbaik bagaimana Tuhan Yang Maha Esa membuat hal-hal yang orang biasa dianggap mustahil menjadi mungkin.
“Semua orang mengatakan kepada saya bahwa tidak mungkin menyelesaikan misi yang sulit ini, tetapi sekarang saya dapat menunjukkan kepada mereka bahwa Tuhan memungkinkan hal ini terjadi kepada saya. Sesuatu yang awalnya kita pikir tidak mungkin bisa dilakukan, tapi terjadi. Asalkan, kita memiliki niat baik dan doa yang sungguh-sungguh kepada Tuhan, serta ditambah kerja keras yang tak kenal lelah untuk mencapai tujuan itu,” katanya.
Fauzan sendiri yang disebut fasih berbahasa Arab itu mengatakan, dia berpikir bahwa haji dengan sepeda adalah cara terbaik untuk menunaikan haji, tanpa harus menunggu bertahun-tahun.
“Biasanya orang Indonesia harus menunggu sekitar 40 tahun untuk giliran menunaikan haji setelah melakukan pendaftaran haji. Tapi saya tidak sabar untuk mengunjungi tempat-tempat suci Islam dan menunaikan ibadah haji, maka dari itu saya memulai persiapan dengan menabung dari gaji saya sebagai guru,” kata Fauzan.
Fauzan berprofesi sebagai guru agama dan penghafal Al-Qur’an. Ia memperoleh gelar sarjana bahasa Arab dan studi Islam dari Universitas Makassar.
“Niat utama saya adalah menunaikan haji dan mendoakan orang tua yang masih hidup serta keluarga dan kerabat.”
Fauzan memiliki istri dan dua anak — seorang putra, dan seorang putri. Putrinya ini lahir ketika melakukan perjalanan ini.
Baca Juga: Kisah Warga Muhammadiyah Gowes Sepeda sampai Mekah untuk Haji, Rencana Lewati 8 Negara dalam 7 Bulan
Modal 10 Juta dan Gowes Sepeda
Perjalanan dimulai dengan menabung sebesar 10 juta rupiah. Lantas, ia juga mendapat tambahan uang untuk menutupi biaya perjalanannya dengan menjual jamu tradisional yang dibawanya dari Indonesia.
Selain itu, Fauzan juga disebut punya keahlian bekam dan itu dilakukan selama perjalanan dari Magelang dan melakukan bekam di beberapa masjid sepanjang perjalanan.
“Tujuan pertama saya adalah Jakarta, jaraknya hampir 500 km dari tempat asal saya. Saya perjalanan dari Jakarta ke Pulau Banda, dari sana saya naik feri ke Pulau Sumatera, dan setelah itu melewati provinsi Jambi hingga di Pulau Batang lalu naik feri untuk sampai ke Singapura,” katanya mengenang.
Meski lelah dan lelah dalam perjalanan, Fauzan tetap menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan dan berbuka puasa di masjid-masjid di sepanjang rutenya di Singapura dan Malaysia. Ia mengikuti perayaan Idul Fitri di Malaysia.
Fauzan juga mengenang sambutan hangat yang diberikan kepadanya di Kedutaan Besar Indonesia di Singapura dan Malaysia.
“Saat resepsi di Kuala Lumpur, Dubes RI untuk Malaysia Hermono ikut dengan saya bersepeda untuk menyampaikan solidaritasnya dengan misi tersebut,” katanya.
Fauzan mengatakan bahwa perjalanannya sebagian besar melalui hutan dan bertemu langsung dengan beberapa hewan, terutama monyet.
“Saya tidak membawa senjata apa pun untuk membela diri, tetapi hanya keberanian untuk menyelesaikan misi saya dengan keyakinan 'di mana ada kemauan, di situ ada jalan'. Iklimnya agak keras dan terkena hujan di beberapa daerah, saya beristirahat dan tidur lebih banyak di siang hari setelah mendirikan tenda di pinggir jalan,” katanya.
Dia mencatat bahwa perjalanan itu sebagian besar pada malam hari.
Dia menyiapkan teh dan makanan ringan di tenda dan biasa membeli makan siang dari restoran.
Ia juga ketika Ramadan tiba juga tetap berpuasa dan merayakan Idulfitri di perjalanan, tepatnya ketika ia sampai di Malaysia.
Kini, Fauzan berharap dapat izin untuk menunaikan haji dalam waktu dekat dan disebutkan sudah bertemu dengan Otoritas haji dan Dubes RI Abdul Aziz Ahmad.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV