Terungkap, Menteri Lingkungan Hidup Republik Dominika Dibunuh Karena Tidak Memberi Izin Lingkungan
Kompas dunia | 9 Juni 2022, 07:50 WIBSANTO DOMINGO, KOMPAS.TV — Aparat penegak hukum Republik Dominika di Amerika Selatan hari Rabu, (8/6/2022) mengungkap, menteri lingkungan hidup dan sumber daya alam mereka ditembak mati di ruang kerjanya minggu ini diduga karena menolak memberi izin lingkungan yang diinginkan pelaku atas nama berbagai perusahaan, seperti laporan The Associated Press, Kamis, (9/6/2022).
Salah satu izin yang ditolak menteri lingkungan hidup Dominika Orlando Jorge ternyata diajukan teman lamanya yang sekarang tersangka, Fausto Miguel de Jesús Cruz de la Mota, yang bekerja sebagai makelar izin berbagai perusahaan dan kementerian.
Izin khusus itu melibatkan permintaan untuk mengekspor 5.000 ton atau 4.500 metrik ton baterai bekas, menurut dokumen yang diperoleh The Associated Press.
Pengajuan izin tersebut dan izin lainnya ditemukan di dalam tas kerja yang dibawa tersangka saat sang almarhum menteri, yang merupakan putra mantan presiden, ditembak enam kali di kantornya hari Senin, (6/6/2022) kata dokumen itu.
Pihak berwenang menulis tersangka terganggu oleh izin khusus itu, "(Pengajuan izin) itu telah ditolak, tetapi mereka telah mengajukan ulang."
Mereka menggambarkan tersangka pelaku, Cruz, sebagai "pembunuh berdarah dingin yang penuh perhitungan" dan sedang menghadapi satu tahun penjara pencegahan saat penyelidikan berlanjut.
Baca Juga: Menteri Lingkungan Hidup Republik Dominika Dibunuh Teman di Kantornya Sendiri
Belum jelas apakah Cruz memiliki seorang pengacara.
Tak lama setelah pembunuhan, polisi menangkap Cruz di sebuah gereja yang berjarak puluhan blok setelah memberi tahu seorang pendeta bahwa dia melakukan kejahatan dan menyerahkan pistol kepadanya.
Pihak berwenang juga menyatakan dalam dokumen tersebut, Cruz diduga memanfaatkan hubungannya dengan Jorge untuk mencari izin lingkungan setelah dukungannya untuk Partai Revolusioner Modern pimpinan menteri yang dibunuh selama kampanye 2020.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV/Associated Press